Minangkabau Art Forum menginisiasi Minangkabau Art and Culture Festival di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 20-25 September 2016 dengan tema “Kembali ke Pangkal Jalan”.
“Kembali ke Pangkal Jalan” diambil dari filosofi Minangkabau dengan arti, apabila kebimbangan tiba dalam perjalanan, maka berbaliklah. Kembali ke pangkal jalan (ke titik awal) untuk merenungi kembali untuk apa guna kita melangkah dan untuk apa kita berjalan.
“Dengan ‘kembali ke pangkal jalan’ kita dapat memikirkan dengan matang persoalan-persoalan untuk kemudian melangkah lagi mencapai tujuan yang dimaksud,” ujar M. Aidil Usman, Artistic Board Minangkabau Art Forum dalam jumpa wartawan di Taman Ismail Marzuki, Senin (19/9/2016).
Acara yang dibuka Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ini akan diisi tari kreasi, musik tradisi dan pop Minang, Ronggeng yang merupakan kesenian anak nagari, kostum-kostum, happening art, dan pameran produk kreatif. Pertunjukan dimulai pukul 19.30, sedangkan pameran dimulai pukul 16.00.
Melalui perhelatan ini, Minangkabau Art Forum mencoba menjembatani seniman-seniman Minangkabau di ranah dan di rantau dari berbagai disiplin ilmu dan lintas generasi untuk dapat menggali potensi lokal yang masih banyak belum diketahui masyarakat.
Seni bagi masyarakat Minangkabau adalah sarana penghubung antara “yang jauh” dan “yang dekat”, antara kampung dan rantau. Melalui kesenian, interaksi itu terjadi. Di dalamnya juga terdapat filosofi hidup dan prinsip masyarakat Minangkabau.
Dan ketika proses berkesenian terbentur dan berhadapan dengan dinamika sosial masyarakat, seni kembali dipertanyakan. Sejauh mana fungsi utama seni hari ini bagi masyarakat Minangkabau yang tersebar di seantero negeri?
Minangkabau Art and Culture Festival akan diisi Pemprov Sumatera Barat (20 September), Pemkot Solok (21 September), Pemkab Pasaman (22 September), Organisasi Mahasiswa Minang (23 September), dan Pemkab Tanah Datar (24 September).
Agenda penutup pada 25 September adalah Randai dengan cerita “Sabai nan Aluih” yang disesuaikan dengan persoalan kekinian oleh ISI Padangpanjang.