Samson Young di Art Basel Hong Kong 2015 (source: http://www.bmw-art-journey.com)

Samson Young di Art Basel Hong Kong 2015 (source: http://www.bmw-art-journey.com)
Samson Young di Art Basel Hong Kong 2015 (source: http://www.bmw-art-journey.com)
.

Setelah memilih tiga kandidat BMW Art Journey untuk Art Basel sektor Hong Kong, yaitu Mika Tajima, Trevor Yeung, dan Samson Young , dewan juri telah mengumumkan nama pemenang. Adalah Samson Young, seniman kelahiran Hong Kong yang mempelajari musik, filsafat, dan kajian gender di University of Sydney dan peraih gelar Ph.D. pada bidang Music Composition di Princeton yang dinilai layak mendapat hadiah sebuah perjalanan eksklusif ke lima benua untuk mewujudkan konsep kesenian yang diajukannya.

Dewan juri yang terdiri dari Richard Armstrong, Direktur Solomon R. Guggenheim Museum, New York; Claire Hsu, Direktur Asia Art Archive, Hong Kong; Matthias Mühling, Direktur Städtische Galerie im Lenbachhaus, Munich; Shwetal Patel, Kurator, India; dan Pauline J. Yao, Kurator Visual Art M+, Hong Kong, menilai proposal Young menonjol dibanding dua kandidat lainnya. Seperti yang tertulis dalam siaran pers: “Proposalnnya jelas dan memiliki kedalaman. Dengan pendekatan berlapis, ia bisa menghadirkan elemen kontemporer dan historis ke dalam proyeknya. Selain itu, penelitiannya mampu mencakup banyak isu, mulai dari perang, agama, komunitas, dan politik yang dituangkan ke dalam bentuk suara. Ia menggeser fokusnya dari visual ke suara untuk membuktikan bahwa ideologi punya suara tertentu. Samson Young membuat perjalanannya dengan ambisi dan potensi untuk mengembangkan makna keseniannya.”

Samson Young di Art Basel Hong Kong 2015 (source: http://www.bmw-art-journey.com)
Samson Young di Art Basel Hong Kong 2015 (source: http://www.bmw-art-journey.com)

Young memberi judul proyeknya “For Whom the Bell Tolls: A Journey into the Sonic History of Conflict”. Proyek ini dibuat berdasarkan kesukaannya pada teknologi militer dan komposisi suara. Dalam proyek ini, Young secara spesifik menggabungkan dua ketertarikannya itu ke dalam objek lonceng. Ia akan melakukan perjalanan ke Myanmar, Kenya, Austria, Koln, Maroko, Sisilia, Korea Selatan, Australia, dan beberapa kota di UK dan Amerika. Di tempat-tempat tersebut, sang seniman akan merekam suara-suara resonansi lonceng yang dianggap memiliki kesan historis, menyusun hasil rekaman itu menjadi sebuah sketsa, membuat lonceng-lonceng baru, hingga membuat komposisi musikal dan orkestra dari bunyi-bunyi lonceng tersebut.

Art Basel dan BMW akan mendokumentasikan perjalanan Young dan dipublikasikan dalam bentuk cetak, online, dan media sosial. Terkait kemenangannya ini, Young mengatakan, “Saya senang sekali bisa melakukan perjalanan ini. BMW Art Journey memfasilitasi riset lapangan dengan kemewahannya. Ini memudahkan untuk menghasilkan sesuatu dari proses kreatif yang dilakukan.”

Setelah Hong Kong, seleksi BMW Art Journey berikutnya akan diadakan di Art Basel Miami Beach. Untuk sektor Miami Beach, seleksi baru akan berlangsung Desember tahun ini, dan pengumuman pemenang akan dilakukan di awal tahun 2016.