Budi Tek
Budi Tek
Budi Tek

Setelah membuka museum pribadinya dengan nama Yuz Museum di Shanghai tahun lalu, kolektor Budi Tek berencana membuat “art park” di Bali yang akan mengutip sekitar US$100 sebagai biaya masuk bagi pengunjung. “Begitu di dalam, semuanya akan gratis,” ujar Tek kepada Financial Times, yang kemungkinan bermakna bahwa ia tidak akan meminta bea dari pengunjung untuk bisa menikmati seni.

Di Financial Times sendiri, kabar ini ditulis demikian:

Kolektor Cina-Indonesia Budi Tek yang baru saja meresmikan Yuz Museum miliknya di Shanghai tahun lalu, memberikan kabar tentang rencananya untuk membangun museum lainnya, yang kali ini akan berada di Bali, berlokasi dekat Denpasar. Museum ini merupakan destinasi berbentuk “art park” dengan tempat tinggal mewah bagi pengunjung yang mengambil model seperti Naoshima di Jepang atau Inhotim – galeri besar yang terbuka di Brazil.

Museum ini akan menempati tanah seluas lima hektar, dikelilingi hutan, yang akan menampilkan karya-karya seni monumental yang secara khusus ia pilih, di antaranya dua kotak kaca besar berisi kapal selam-kapal selam berkarat karya Anselm Kiefer, “Velimir Khlebnikov: Fates of Nations: The New Theory of War (2011-2014) yang sebelumnya berada di halaman Royal Academy di London pada tahun lalu. Tek juga membeli karya super besar berjudul Rain Room karya Random Internasional – yang berupa selasar air terjun yang bisa dilalui pengunjung tanpa kebasahan, dan menjadi sensasi saat ditampilkan di Museum of Modern Art di New York pada 2013.

“Aku akan membuat sesuatu yang sangat high end. Tempat ini akan sangat mahal untuk dimasuki, sekitar US$100, namun begitu sudah di dalam, semuanya gratis,” ujar Tek yang merencanakan pembukaan tempat ini pada dua tahun ke depan.

Artnews