Menyambut ulang tahun Institut Kesenian Jakarta ke-45, serangkaian acara kesenian akan diadakan dari 25-27 Juni 2015. Acara ini akan melibatkan tiga fakultas yang ada di IKJ sebagai pengisi acara. Ketiga fakultas itu adalah Fakultas Seni Rupa, Fakultas Seni Pertunjukan, dan Fakultas Film dan Televisi. Fakultas-fakultas ini akan menampilkan kegiatan yang memancing interaksi pengunjung dengan para seniman dan mahasiswa yang mengisi acara.
Misalnya, Fakultas Seni Rupa IKJ akan mengadakan pameran kolaborasi dosen FSR IKJ dan dosen Sookmyang Women’s, Korea, yang diberi tajuk “Beyond Border in Art – Indonesia & Korea #2”. Pameran ini akan digelar mulai 25 hingga 27 Juni di Lobby Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Selain itu, akan diadakan juga pameran komik “BIKINI, 28 Tahun Bikin Komik di Cikini” yang akan berlangsung sampai 4 Juli 2015 di Galeri Cipta III. Tidak hanya pameran, dalam ajang ini, pengunjung dapat berpartisipasi dalam diskusi, lokakarya, dan Peluncuran Buku Komik-Kartun karya mahasiswa dan dosen FSR IKJ.
Lain halnya dengan Fakultas Film & Televisi. Fakultas ini akan menampilkan pemutaran film selama event berlangsung. Film-film yang ditayangkan merupakan karya mahasiswa dan alumni FFTV-IKJ yang berprestasi di ajang festival nasional maupun internasional, seperti Lemantun karya Wregas Bhanuteja, Jagawana karya Svetlana Dea, Wan An karya Yandy Laurens, dan Taqdim karya Andri Yofiansyah. Karya dari alumni yang ditampilkan adalah Laskar Pelangi garapan Riri Riza, Ayat-Ayat Cinta garapan Hanung Bramantyo, dan Hafalan Surat Delisa yang skenarionya ditulis oleh Dekan FFTV-IKJ, RB. Armantono.
Di hari terakhir, diadakan talkshow menarik dengan tema “Forum Seni Urban, Estetika Sehari-Hari”. Talkshow ini akan membahas fokus pendidikan di sekolah-sekolah seni saat ini. Lewat narasumber-narasumbernya, yaitu Sardono W. Kusumo, Sapardi Djoko Damono, Wagianto Sunarto, dan Iwan Gunawan, diskusi ini mencoba memberi tawaran bagaimana sebaiknya visi sekolah seni ke depannya. “Pendidikan seni itu berkesinambungan dari dasar sampai S3. Kita mau melihat bagaimana kesinambungan pendidikan ini,” ujar Iwan.
Selain itu, akan diadakan juga arak-arakan tumpeng yang akan menyemarakkan perayaan ini dengan menghadirkan suasana Betawi. “Kita pilih Betawi karena kita berada di Jakarta dan sengaja memakai unsur Betawi,” ujar Subarkah Hadisarjana, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan sebagai Penanggung Jawab Arak-arakan HUT 45 IKJ.
Bicara soal keberadaannya di Jakarta, rektor IKJ, Wagiono Sunarto, mengatakan bahwa hal tersebut tidak lepas dari visi didirikannya IKJ, yaitu untuk membuat Jakarta berbudaya. “Saat itu, Gubernur Ali Sadikin dan beberapa seniman menyadari bahwa ada yang kurang dari kesenian di Jakarta. Untuk tempatnya, sudah ada TIM. Tapi untuk regenerasinya, belum ada,” ujarnya.
Bertahun-tahun berikutnya, IKJ menjadi salah satu institusi penting yang melahirkan banyak seniman besar di Indonesia. Padahal, Wagiono mengakui bahwa di masa awal berdirinya, banyak mahasiswa yang tidak lulus kuliah. “Yang lulus 3.500 dan yang tidak 8.500. Tapi yang tidak lulus juga jadi seniman besar semua,” kata sang rektor. Namun, Wagiono juga mengakui adanya peningkatan angka lulusan di masa sekarang, “Kalau sekarang, dari 500 mahasiswa baru, sampai 400 yang lulus.”
Dan di usia ke-45 nya yang akan jatuh pada 26 Juni nanti, IKJ diharapkan mampu konsisten bicara di kancah kesenian Indonesia. “IKJ tidak didirikan untuk pasar, tapi juga idealism. Karena, seni bukan hanya keindahan tapi juga kejujuran,” ujar Wagiono.