"Ora Plata Mat", instalasi susunan batu bata merah karya Ling Quisumbing 1. (Foto: Budi N.D. Dharmawan)

 

Keberadaan ruang kolektif Surrounded by Water ibarat angin segar bagi seniman muda Manila kala itu. Satu dekade berselang, mereka dipertemukan kembali dalam sebuah pameran bersama di Yogyakarta.

Barangkali, banyak di antara kita yang sering bertanya apa itu seni? Atau apakah ini seni? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang juga ingin dijawab Geraldine Javier melalui partisipasi pengunjung dengan menulis apa arti seni bagi mereka di selembar patch, kemudian menempelkannya ke tembok.

Proses ini merupakan bagian dari karya bertajuk What is Art For You yang dipresentasikan dalam pameran Pelampung di Bawah Kursi Anda oleh kelompok seniman asal Filipina bertempat di Langgeng Art Foundation, Yogyakarta pada 13 Agustus hingga 23 September 2016.

 

Geraldine Javier,
Geraldine Javier, “What is Art for You”, multimedia and variable dimension, 2016. (Foto: Budi N.D. Dharmawan)

 

Digagas dan dikelola Equator Art Project, pameran ini menampilkan karya dari 15 seniman, yakni Jonathan Ching, Mariano Ching, Louie Cordero, Christina Dy, Geraldine Javier, Keiye Miranda, Lena Cobangbang, Michael J. Unoz, Yasmin Sison, Wire Tuazon, Kitty Kaburo, Paulo Icasas, Paul Mondok, Ling Quisumbing dan Mac Valdezco.

Mereka adalah para ‘alumni’ Surrounded by Water (SBW), ruang seni di Manila yang aktif pada akhir dekade 90-an. Menurut kurator pameran Agung Hujatnikajennong dan Tony Godfrey, Surrounded by Water penting untuk disuguhkan pada publik Yogyakarta dan Indonesia. Walau secara geografis berdekatan dan memiliki karakteristik yang mirip, masyarakat Indonesia tak banyak tahu dunia seni rupa Filipina.

 

*Ulasan lengkap tentang Merayakan Kembali Semangat Kolektivitas bisa dibaca di majalah Sarasvati edisi September 2016