Sebagai salah satu upaya Corporate Social Responsibility (CSR) mereka, United Overseas Bank (UOB) secara reguler mendukung berbagai kegiatan seni di wilayah asia selama lebih dari empat dekade. Pertama kali diselenggarakan di Singapura pada tahun 1982, penghargaan seni lukis UOB Painting of The Year Award Indonesia tahun ini kembali diselenggarakan pada tahun ke lima.
Acara penganugerahan penghargaan seni lukis bergengsi ini diselenggarakan pada 26 Oktober 2015 di UOB Plaza Jakarta, dan resmi dibuka oleh Direktur Ciputra Artpreneur Jakarta, Rina Ciputra Sastrawinata.
Baik dari kategori profesional maupun pendatang baru, sebanyak 1098 karya dari 649 seniman yang mulai diterima dari bulan Juni 2015 lalu menjalani proses seleksi tim dewan Juri yang terdiri dari Agus Dermawan T., Kuss Indarto, dan Edwin Rahardjo. Menurut dewan juri, prestasi kesenian lukis Indonesia tanah air telah mencapai pengakuan yang sejajar di tingkat regional, dengan tercatatnya prestasi sebagai juara UOB South East Asia Painting of the Year di tahun 2012 dan 2014.
Tahun ini, penghargaan Painting of The Year dianugerahkan kepada lukisan berjudul Exploitation of Fish karya seniman Anggar Prasetyo. Walaupun UOB Painting of The Year Award merupakan kompetisi seni lukis yang cukup konvensional, tim dewan juri tetap mencari karya-karya lukis yang bisa menunjukkan eksplorasi teknik dan konsep yang berbeda di atas medium kanvas dua dimensi.
Karya Anggar contohnya, tidak dibuat menggunakan goresan tangan secara manual, melainkan menggunakan teknik emboss, dengan bahan utama cat semprot yang dikombinasikan dengan cat akrilik. Menurut anggota tim dewan juri Kuss Indarto, hal ini merupakan terobosan yang baru dalam teknik seni lukis.
“Bila dilihat secara sekilas mungkin karya Anggar ini tidak menawarkan presentasi visual yang menonjol, namun bila dilihat dari dekat karya lukis ini menunjukkan detil yang menakjubkan,” kata Agus Dermawan menjelaskan tipu muslihat lukisan dua dimensi Anggar di mana obyek-obyek dalam lukisan menghasilkan efek dimensi yang timbul ke permukaan meskipun menggunakan kanvas yang datar.
Dari sisi konsep, karya Anggar dianggap menyentuh topik-topik yang relevan dengan keadaan sosiopolitik tanah air. Menurut Anggar, lukisan ini merupakan upaya dirinya merespon keprihatinan terhadap dampak dari penangkapan ikan yang berlebihan sehingga mengurangi cadangan ikan di lautan Indonesia.
Melalui karya yang memenangkan titel Painting of The Year Award ini, Anggar juga dianugerahi hadiah uang tunai sebesar 250 juta rupiah serta kesempatan untuk ikut dalam program residensi seni di Fukuoka Asian Art Museum Jepang.
Selanjutnya, dewan juri menganggap bahwa kualitas karya-karya finalis yang ikutserta dalam kompetisi tahun ini menunjukkan perkembangan.
“Kami pun mendapati bertambahnya lukisan-lukisan finalis yang dikerjakan dengan teknik abstrak dibanding tahun-tahun sebelumnya,” tambah Kuss.
Selain penghargaan Painting of The Year Award, proses penjurian juga menyisihkan sebanyak empat pemenang besar dari masing-masing kategori. Pelukis yang menyandang titel-titel ini untuk kategori Profesional antara lain Sapto Sugiyo Utomo dengan Gold Award, Rocka Radipa untuk Silver Award, dan Andy Firmanto untuk Bronze Award.
Adapun para pemenang pada kategori Emerging atau pendatang baru antara lain Dian Pramana Putra Wijaya yang meraih penghargaan Most Promising Artist of The Year Award, Laksamana Ryo dengan Gold Award, Turi Raharjo dengan Silver Award, dan Tito Tryamei dengan Bronze Award.
Karya-karya lukis ini dipilih berdasarkan beberapa kriteria utama seperti kemampuan visualisasi, gagasan penciptaan, keluasan pandangan , dan orisinalitas lukisan.
Selebihnya, hasil karya seniman-seniman yang berhasil lolos ke babak finalis akan dipamerkan di kantor pusat UOB Indonesia; yang bertempat di UOB Plaza Jakarta dari 26 Oktober hingga 30 November 2015.