4. Fortune and Longevity, 1951 (HK$34,26 juta/ US$ 4,42 juta)

Fortune and Longevity dirampungkan pada 1951 di Belanda, kurun masa penting dalam karier Man Fong. Lukisan ini wujud esensi jiwa, keterampilan melukis, dan pikiran inovatifnya.
Lee Man Fong mendapat beasiswa belajar di Den Haag, Belanda pada 1947 atas rekomendasi Pjs Gubernur Jenderal Hindia Belanda Hubertus Johannes van Mook. Di Belanda inilah Man Fong memantapkan diri merangkul identitasnya sebagai individu dengan banyak facet: kelahiran Tiongkok, dibesarkan di Singapura, namun hatinya Indonesia.
Dia menginterpretasi ulang pelatihan yang didapat di Sekolah Lukis Lingnan dengan menggabungkan masa lalu dan kontemporer, mempertahankan estetika kaligrafi dan lukisan pemandangan a la Tiongkok namun dengan inovasi Barat.
Dia tidak menggunakan media tinta cina di atas kertas, melainkan cat minyak di atas panel kayu, sehingga menciptakan efek dramatis akibat kontrasnya cahaya dan bayangan serta saturasi bermacam-macam warna.
Fortune and Longevity terjual di balai lelang Sotheby’s HK pada 7 Oktober 2012 seharga HK$34,26 juta atau setara Rp42,48 miliar dengan kurs rupiah tanggal tersebut.




