Pameran ini mewujud dengan bagaimana bahan atau material dasar arsitek dalam membangun gagasannya terruangkan. Hadir secara lebih mandiri atas dirinya.
Ada dua moda kerja yang serupa antara perupa dan arsitek dalam berkarya visual, yaitu mengubah kata sifat menjadi kata benda, dari sensasi yang ‘irreal’ menjadi yang ‘real’, konkret, mengindrawi. Hanya saja jika pelukis/pematung berhadapan dengan kanvas/logam/batu sebagai pembayangan setelah realitas, arsitek justru bekerja sebelum dan bersama realitas, menjadi apa yang kita diami dan ada di tengah-tengah kita kini.
Bayangan itulah yang menggiring saya untuk mulai memasuki misteri kerja arsitek, dalam pameran arsitektural INDONESIALAND yang berlangsung pada 2 September – 2 Oktober 2016 di Selasar Sunaryo Art Space, Bandung.

Dikuratori oleh Sarah M.A. Ginting, dengan asisten kurator Niwesthi Dhuhita dan Yacobus Ari Respati. Seniman/arsitek/desainer yang terlibat antara lain Andra Matin, Aditya Novali, Deddy Wahjudi/LABO, Studio Akanoma, Prodi Arsitektur UNPAR dan Teknik Arisitektur UPI. Pameran ini memiliki visi untuk memberi pijakan ilmiah dalam membaca fenomena ‘ketika arsitektur digalerikan’, sekaligus menaruh desain artistik terhadap satu per satu karya arsitektur para arsitek.
Tentu saja ini bukan pameran maket arsitektur, atau prarancang skala satu banding satu sebuah konstruksi yang akan dibangun. Pameran ini mewujud dengan bagaimana bahan atau material dasar arsitek dalam membangun gagasannya terruangkan, hadir secara lebih mandiri atas dirinya. Tidak harus langsung bertujuan pada bayangan hasil jadi atasnya, menjadi gedung, menjadi apartemen, ataupun menjadi rumah. Tetapi karya arsitektur para arsitek dalam pameran ini hadir sebagaimana layaknya karya lukis para pelukis berada di ruang pamer, ataupun karya trimatra logam, batu, kayu para pematung berada di tengah galeri.
*Ulasan lengkap YANG MENGHUNI DAN YANG MENCIPTA KEDIAMAN dapat dibaca di majalah Sarasvati edisi Oktober 2016