10 Arsitek Indonesia Pilihan Sarasvati

0
30401

7. Setiadi Sopandi

Setiadi Sopandi.
Setiadi Sopandi. (Photo Adeline Seidel)

Setiadi Sopandi yang lahir pada 1975 ini lulusan dari Universitas Parahyangan dan National University of Singapore. Ia menjadi pengajar di Universitas Pelita Harapan, dan pada 2002 mendirikan Indra Tata Adilaras, biro arsitektur yang berbasis di Bogor.

Biro arsitektur ini menangani proyek rumah tinggal, bangunan komersial, hotel, hingga pelestarian bangunan tua. Untuk menyebut beberapa adalah Sekolah Bogor Raya, Sekolah Bogor Raya 3 (sedang berlangsung); Plaza Harmoni (2016), Bogor; Senayan Residence; rumah di Villa Intan, Pakuan, Bogor; dan Commercial Space di Bogor.

Baca juga Bentang Bagak Arsitek F. Silaban

Pada tahun 2014, Cung, panggilan Setiadi Sopandi, terpilih sebagai kurator Paviliun Indonesia untuk Venice Biennale bersama dengan Avianti Armand, Achmad Tardiyana, David Hutama, Robin Hartanto. Tema yang mereka angkat untuk paviliun adalah “Ketukangan: Kesadaran Material”.

Sekolah Bogor Raya.
Sekolah Bogor Raya. (archnet.org)

Tahun 2017 menjadi masa penting bagi Cung. Karena pada tahun 2017 diluncurkan arsitekturindonesia.org, sebuah inisiatif nirlaba yang bertujuan membuka akses informasi bersejarah Indonesia – khususnya arsitektur –  kepada khalayak secara cuma-cuma. Museum virtual ini dikelola Pusat Dokumentasi Arsitektur bekerjasama dengan arsitek Avianti Armand dan Setiadi Sopandi.

Produk penting kedua adalah diluncurkannya buku riwayat hidup arsitek F. Silaban berjudul Friedrich Silaban (Gramedia Pustaka Utama, 2017) karya Setiadi Sopandi. Buku ini merangkai kisah hidup dan rentang karya arsitek F. Silaban dalam konteks sejarah dan wacana arsitektur di Indonesia.