Kepala Bekraf Triawan Munaf (ke-3 dari kanan), sutradara Lasja F. Susatyo (paling kanan), dan produser Meiske Taurusia (ke-3 dari kiri) saat jumpa wartawan di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (8/2/2017). (Foto: Silvia Galikano)

Dua tim sineas Indonesia berkesempatan mengikuti lokakarya residensi di Torino Film Lab, Torino, Italia. Program ini merupakan kerja sama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dengan Torino Film Lab (TFL) melalui program Feature Lab.

Dua tim tersebut akan mengikuti lokakarya residensial dan forum ko-produksi TFL Meetiing Event. Pelatihan dan pendidikannya mencakup penulisan naskah, penyutradaraan, sinematografi, sound, pascaproduksi, keuangan dan penjualan, serta strategi menarik penonton.

Di samping itu, terbuka kesempatan peserta mengembangkan jaringan dalam TFL Meeting Event di Torino, termasuk public pitching dan temu muka dengan para pembuat keputusan internasional. Lokakarya diadakan Eropa, masing-masing pada Juni, September, dan November 2017.

Kepala Bekraf Triawan Munaf menyampaikan hal tersebut di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, 8 Februari 2017.

Kerja sama ini adalah tahap awal Indonesian Creative Incorporated (ICINC) for Film, program Bekraf untuk melakukan sinergi dalam menyusun kebijakan dan akses melalui lab film, investasi dengan project market, dan komersialisasi melalui pasar film serta festival film.

Sineas yang mengikuti lokakarya di Torino Film Lab  ditargetkan membuat dua film, bisa itu dokumenter, film pendek, atau film panjang. Dan karena program ini tahunan, maka diharapkan tiap tahun akan ada dua film Indonesia yang diikutkan festival internasional.

Produser Meiske Taurusia menjelaskan, sepanjang 2009 – 2015, hanya 10 film Indonesia yang masuk ke festival internasional, lima film drama dan lima film action. Untuk menyebut beberapa, The Raid (2011), The Raid 2 (2014), The Killers (2014), Pendekar Tongkat Emas (2014), Postcards from the Zoo (2012),  dan A Copy of My Mind (2015).

“Kalau mau film kita dilihat internasional, harus memenuhi syarat ‘pergaulan’ internasional. Karenanya, untuk sutradara, akan diberikan pelatihan, antara lain, bagaimana pitching film yang baik secara internasional,” ujar sutradara Lasja F. Susatyo dalam acara tersebut.

Karena banyak sineas berbakat dari daerah, diharapkan sineas daerah juga mengikuti program ini agar dapat belajar, mulai dari membuat proposal, menentukan ide cerita, hingga membuat trailer yang menarik.

Torino Film Lab dipilih karena lembaga ini dinilai paling ajeg menghasilkan naskah film yang kompetitif di dunia. Kerja sama antara Bekraf dan TFL juga didukung, antara lain, Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI), Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Sea Screen Makassar, IN-DOCS, KOLEKTIF, sutradara, produser yang terdapat pada perusahaan, komunitas, dan asosiasi.

Pelaku kreatif subsector film dapat memasukkan aplikasi proyek film melalui Feature lab-360 di www.torinofilmlab.it sebelum 1 Maret 2017 pukul 18.00.