Sebuah pameran amal bertajuk “HAVING and GIVING with LOVE” diadakan di Ciputra ARTpreneur, 15 dan 16 November 2016.
Pameran yang digagas secara mandiri oleh tiga seniman bersaudara, yakni Josephine Linggar, Agnes Budhisurya, dan Richard Linggar, bersama sahabat mereka, Kartini Basuki, berawal dari keinginan membuat acara penggalangan dana guna membantu orang-orang yang membutuhkan.
Niat itu mengantar mereka pada Andy F. Noya yang kemudian menyebut beberapa orang yang pernah ia hadirkan di acaranya dulu, Kick Andy. Salah satu orang tersebut adalah Dr. Lie Agustinus Dharmawan, pendiri Rumah Sakit Apung.
Rumah Sakit ini adalah sebuah kapal dengan fasilitas pelayanan medis, yang berlayar dari satu pulau ke pulau lain untuk menghampiri mereka yang membutuhkan pertolongan medis tapi tak memiliki akses ke sana.
“Saya seperti mendengar gelegar petir di siang bolong. Belum ada saya mendengar seniman yang dengan inisiatif sendiri mau membesarkan apa yang sudah kami mulai,” ujar Dr. Lie, dijumpai saat pembukaan pameran, 15 November 2016.
Keempat seniman menampilkan karya yang berbeda sesuai keahlian masing-masing. Josephine Linggar, misalnya, memamerkan 17 lukisan potret perempuan-perempuan Indonesia dan budaya lokal yang kian pudar, seperti jamu.
Dengan gaya realisnya, lukisan-lukisan Josephine memperlihatkan bukan hanya kemolekan fisik para perempuan, tapi juga nuansa di seputar sosok perempuan tersebut, baik dalam beraktivitas maupun potret diri yang statis.
Berbeda dengan Josephine, lukisan Kartini Basuki menonjolkan keindahan dan kecantikan bunga dalam perpaduan warna. Besarnya ukuran objek juga menjadikan lukisan-lukisan Kartini mudah menarik perhatian.
Sementara, Agnes Budhisurya menampilkan rancangan busananya beserta gaun lukis. Sedangkan Richard Linggar, pendiri perusahaan dekorasi ternama, Image Decor, menyuguhkan karya dekorasinya yang kaya akan harmoni.
“Tema HAVING and GIVING with LOVE maksudnya, dengan menerima sesuatu, kami juga memberi sesuatu pada yang membutuhkan. Kami bukan konglomerat, tapi kami merasa apa yang kami dapat sudah cukup. Maka sekarang waktunya berbagi pada yang lain,” ujar Agnes.
Uang penjualan undangan dan penjualan karya akan disumbangkan sepenuhnya untuk doctorSHARE, yayasan yang dibentuk Dr. Lie dan beberapa dokter lain untuk mengelola Rumah Sakit Apung. Rumah Sakit yang berawal dari kapal sederhana dengan mesin truk yang dibeli dengan uang penjualan rumah Dr. Lie itu pun kini telah berkembang.
Kapal itu kini memiliki ruang bedah yang memungkinkan untuk dipakai pembedahan mayor sekalipun. Selain itu, ada laboratorium kecil, fasilitas cek jantung, kamar dengan kapasitas delapan pasien, dan fasilitas USG.
“Di sana, operasi caesar pun bisa dilakukan. Sejauh ini yang lahir di sana bayi lelaki semua dan oleh ibunya, mereka semua diberi nama saya,” ujar dokter lulusan S3 Free University, Berlin, Jerman tersebut sambil tertawa.