(source: Ali Haider/The Guardian)
(source: Ali Haider/The Guardian)
(source: Ali Haider/The Guardian)

Kembali diselenggarakan untuk edisi ke 9, bursa seni Art Dubai berlangsung pada 18-21 Maret 2015. Dianggap sebagai art fair paling signifikan di wilayah Timur Tengah, kehadiran Art Dubai membukakan pintu peluang untuk para seniman dari wilayah Timur Tengah dan negara-negara Islam di sekitarnya untuk unjuk gigi di dunia seni rupa internasional. Selain itu, di tengah situasi hubungan antar negara yang kian menutup diri, Art Dubai menyediakan portal yang memperluas gerak percakapan dan perdebatan seputar seni rupa antara pelakon seni di wilayah setempat maupun internasional.

Dengan dukungan dari Perdana Menteri Uni Emirat Arab, HH Sheikh Mohammed bin Rashid, Art Dubai juga merupakan ajang pameran seni Arab terbesar di dunia. Menurut direktur Art Dubai Antonia Carver, tahun ini jumlah peserta pameran maupun skala proyek yang dikomisi mencapai nilai yang lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sekitar 500 seniman yang diwakili oleh 92 galeri dari 40 negara ikut berpartisipasi dalam Art Dubai 2015 bertempat di Madinat Jumeirah, Dubai. Sebanyak 70 galeri dari total peserta dikelompokkan pada sektor Contemporary,  sedangkan 22 galeri lainnya terbagi pada sektor Modern dan Marker.

Sektor Modern terdiri dari 15 galeri yang khusus memamerkan karya seni dari tahun 1940-1980an. Sebagai salah satu sorotan dari sektor ini, ruang hasil kurasi Vali Mahlouji mempertunjukkan karya seri montase foto dari seniman dan photojournalist ternama , Kāveh Golestān. Jurnalis foto ternama asal Iran ini mendapatkan perhatian khusus media massa ketika ia meninggal dunia akibat ledakan ranjau saat meliput peristiwa perang Iraq untuk saluran berita BBC pada tahun 2003. Seri montase foto Golestān yang dipilih dari arsip Polaroid vintage dan negatif film yang tidak pernah diterbitkan ini antara lain memperlihatkan gambaran surealis wanita telanjang dengan ular eksotis.

Dipamerkannya karya fotografi seniman kontroversial Iran ini pada sektor Modern Art Dubai kian memunculkan pertanyaan dan mencetuskan perdebatan tentang topik penyensoran pada seni rupa di dunia Arab. Walau terkesan ironis dengan tujuan utama Art Dubai yang merupakan simbol keterbukaan dunia seni Arab terhadap pelakon seni dari wilayah lain, image seksual seperti nudity yang terdapat pada karya Golestān tetap harus disensor oleh tempelan berwarna perak pada bagian-bagian tertentu. Memang bukan berarti bahwa seni rupa yang terbuka harus mengikutsertakan topik sensitif seputar seksualitas secara visual dan eksplisit, namun penyensoran ini seakan mengucilkan seniman-seniman yang karyanya cenderung berbau seksual dari pusaran pasar seni dunia Arab.

“ Saya tidak setuju akan peraturan sensor ini. Tapi saya mengerti bahwa ada konvensi dan hukum seputar budaya yang harus dituruti di negeri ini,” ujar Mahlouji kepada Artnet News.

Diwawancarai oleh liputan berita Artnet News, Antonia Carver selaku Direktur Art Dubai mengaku bahwa dunia Arab merupakan kancah seni yang keterbukaannya terhadap dunia luar berlangsung secara perlahan dan bertahap. Beliau pun menyatakan bahwa peraturan seputar penyensoran pada seni rupa harus tetap diterapkan, demi menghormati tradisi dan budaya lokal dunia Arab selaku tuan rumah dari acara ini. Hal ini pun turut diterapkan untuk memaksimalkan perkembangan Art Dubai sendiri, dari sisi keterlibatan pengunjung maupun dari sisi nilai pendapatan.

Karya Idris Khan pada Art Dubai 2015, Seven Times. Image source : Victoria Miro Gallery
Karya Idris Khan pada Art Dubai 2015, Seven Times. Image source : Victoria Miro Gallery

Karya seni yang juga menjadi sorotan di Art Dubai antara lain sebuah karya pada sektor Contemporary yang berjudul Seven Times hasil ciptaan seniman asal Inggris, Idris Khan. Karya instalasi lantai yang terdiri dari 144 kubus berbahan baja mempersembahkan makna simbolik Ka’bah Mekah, yang dapat dilihat dari ukiran bahasa Arab dari permukaannya. Menurut Artnet News, karya Seven Times yang merupakan cerminan dari eksplorasi meditatif sang seniman ini juga merupakan salah satu karya yang paling digemari pengunjung Art Dubai.