Tulisan pengantar pameran
oleh Nunuk Ambarwati

Mungkin ini menjadi ‘musim semi’ bagi seorang Nur Milisani. Semi dalam pengertian karyanya yang memang dipenuhi gambaran bunga dan semi dalam artian proses berkeseniannya. Nur Milisani, wanita kelahiran Palembang, 12 Desember 1975; tercatat aktif berkarya sejak tahun 1991 semasa menempuh studi di SMSR (Sekolah Menengah Seni Rupa) di Palembang. Dari tahun 2006 hingga 2012 terdepat jeda panjang ia tak berkarya. Vakum karena pilihan hidupnya untuk fokus mengurus keluarga dan dua putranya. Tetapi jiwa sebagai seniman memanggil dari hati kecilnya, dorongan dan keinginan besar untuk kembali berkarya tak bisa membuat Nur berlama-lama dalam kevakuman. Maka di tahun 2011, Nur Milisani kembali mengikuti berbagai aktifitas pameran untuk kembali menorehkan jejak di medan seni rupa kita. Pameran tunggalnya kali ini merupakan pameran tunggal perdananya dan sebagai penanda berseminya kembali seorang perupa perempuan Nur Milisani. ‘Dance of Flower Tree’ atau Tarian Pohon Bunga, menjadi tema apik dan pas untuk memamerkan 12 judul karya di sepanjang 1-27 Juni 2013 di Tirana Artspace, Jl Suryodiningratan 55 Yogya.
Apa jadinya bila karya beraliran abstrak bersatu dengan aliran dekoratif dalam satu kanvas? Demikianlah yang terlukis pada karya-karya Nur Milisani. Ia sengaja memberikan latar belakang abstrak, baru gambar bunga di bagian layer (lapisan) depannya. Hal ini ia tampilkan karena karya abstrak merupakan perjalanan kekaryaan Nur sebelumnya. Ya memang, sebelum seri atau tema karya bunga ini, karya Nur Milisani beraliran abstrak. Dan ia tak ingin serta merta meninggalkan jejak sejarah proses berkeseniannya begitu saja. Untuk itu, selalu ada karya abstrak sebagai pengantar penikmat seni untuk memasuki dunia dekoratif Nur sekarang ini. Peran sang suami, Deskhairi, yang juga seorang perupa beraliran abstrak, tak ia pungkiri berpengaruh besar dalam membentuk proses berkaryanya. Hal ini tentu saja memberikan masukan penting baginya. Maka lukisan seri bunga yang ia hasilkan belakangan ini, harus dia kerjakan dalam dua tahap. Tahap pertama ketika melukis karya abstrak, berdasarkan spontanitas dalam perwujudannya. Kemudian tahap kedua, bunga-bunga ia tambahkan berdasarkan fantasi dengan kecenderungan menghias (dekorasi) dan menyederhanakan bentuk.
Tepatnya di tahun 2011, Nur Milisani mulai menekuni tema bunga ini dari taksengajaan ketika dia iseng corat coret di kanvas. Tak disangka respon sahabat, suami hingga pecinta seni sangat bagus untuk seri karya bunga ini. Dan kemudian berkelanjutan hingga sekarang yang membuatnya semakin bersemangat melukis. Bunga memiliki nilai artistik keindahan tersendiri bagi sang perupa. Dalam karyanya, bunga menjadi idiom yang dominan. Hampir seluruh kanvas dipenuhi dengan gambar bunga kecil-kecil. Sekilas karya Nur Milisani tersebut seperti karya batik. Seperti deskripsi karya yang berjudul ‘Ukel’. Karya initerinspirasi dari filosofi padi, semakin matang semakin merunduk. Kemudian dalam proses penciptaan visualnya mengambil bentuk ukel yang ia dapatkan dari salah satu motif batik bernama sama yakni ukel.Lalu divisualisasikan ke dalam bentuk batang bunga yang memiliki arti atau simbol dari perjalananmenuju kerendahan hati kepada Tuhan. Seperti proses membatik, ia menggambar secara repetitif tapi tetap beralur dan indah. Ketika mengerjakan sebuah karya ini pun, menjadi semacam meditasi, memberi rasa nyaman dan menghela nafas disela kesibukan sebagai ibu rumah tangga. Sehingga bukan teknik batik yang ia pakai, tetapi lebih kepada filosofinya.
Dan, bila kita cermati, banyak hal yang ingin Nur sampaikan selain bunga. Latar belakang karya abstraknya dan juga bentuk gerak batang dan ranting yang meliuk kesana kemari seperti sebuah tarian. Maka dari itu, ia ingin agar publik juga menginterpretasi karya dia secara menyeluruh dengan memberi tema ‘Dance of Flower Tree’, ya bunga, ya pohon/ranting yang meliuk-liuk juga karya abstraknya. Berbagai macam bunga ada di alam, tetapi Nur tidak menunjuk satu bunga tertentu untuk mewakili karyanya. Baginya bunga yang ia gambarkan itu hanya inspirasi, fantasi , kesederhanaan bentuk yang dia coba visualkan.
Memang ada seniman yang pernah menggambar senada seperti karya Nur Milisani. Dekoratif, repetitif dan penuh bunga, tema flora. Lalu apa yang membedakan karya Nur ini dengan yang lainnya? Apakah karya ini hanya cocok untuk penghias ruang semata? Apakah ia pengekor karya-karya seniornya? Tentu tidak. Menurut saya, seorang Nur Milisani, yang saya kenal sebagai sosok yang sederhana pun memiliki idealisme yang tinggi. Mempunyai ke-aku-an terhadap karya yang ingin ia kerjakan. Ada simbol menarik yang sering ia lukiskan dalam karyanya, perhatikan pot bunga yang selalu dia gambarkan lebih kecil daripada bunganya. Sementara bunganya sedemikian rimbun dan memenuhi bidang kanvas. Dari simbol itu ia ingin menggambarkan bahwa terkadang sesuatu yang kecil bisa menghasilkan hal yang besar dan banyak, atau dari tempat yang kecil sekalipun kita bisa mengharumkan dunia. Demikianlah seorang seniman sesungguhnya, mampu memberikan inspirasi bagi penikmatnya.

Tirana Artspace

Suryodiningratan 55 Yogyakarta.

e. tiranahouse@yahoo.com | qnansha@gmail.com

Exhibition : June 1 – 27, 2013