Pilihlah warna cat yang Anda suka. Jangan lupa kenakan jas laboratorium berwarna putih untuk melindungi pakaian Anda. Genggamlah sebuah kuas dan mulailah menghias dinding-dinding putih di New Museum, kota New York – Amerika.
Ya, di New Museum Anda boleh mencoret-coret dinding putihnya dengan berbagai pola, goresan, dan warna yang Anda suka. Tidak perlu khawatir akan diusir dari museum, justru Anda telah didaulat sebagai seniman dadakan.
Setidaknya itulah ide yang dicetuskan oleh seniman asal Polandia, Pawel Althamer, yang baru saja memberikan lampu hijau bagi para pengunjung New Museum, untuk ikut terlibat membuat seni ketimbang hanya berdiri terpaku dan diam menyaksikan koleksi-koleksi museum dan mencoba menikmati dan memahaminya.
Proyek seni bertajuk “The Neighbors” ini, ia sebut sebagai proyek seni komunitas. Karena saat membuatnya, Anda akan ikut berkomunikasi dan berinteraksi dengan pengunjung lainnya yang belum dikenal. Bersama-sama membuat sebuah karya seni masif yang tanpa disadari menjadi cermin dan pentunjuk tentang komunitas itu sendiri.
“Sebuah seni tidak harus hadir secara kaku di dalam frame, exhibition ini setidaknya membuktikan bahwa seni juga bisa muncul dari tindakan kreatif yang dikerjakan bersama-sama,” kata Pawel seperti yang dilansir dari Huffingtonpost, Kamis, 20 Maret 2014.
Lalu, bagaimana dengan museum-museum di Indonesia? Meski belum seluruh museum memilih cara interaktif ini untuk “mendidik” para pengunjungnya, Museum Nasional di Jakarta setidaknya sudah melangkah lebih dulu.
Dalam program “Akhir Pekan @Museum Nasional”, artefak-artefak koleksi museum diceritakan secara apik dalam bentuk teater kecil yang diperankan oleh seniman-seniman berbakat dari Teater Koma. Menurut Yudhi Soerjoatmodjo produser sekaligus kurator dalam program tersebut, penyampaian dalam bentuk cerita, teater, atau pun film terbukti lebih disukai para pengunjung ketimbang membaca informasi yang tertera di caption karya.
Terbukti, sejak dimulainya program tersebut jumlah pengunjung Museum Nasional meningkat tiga kali lipat dari biasanya, dan respon dari pengunjung yang mengaku cukup puas dan tertarik untuk kembali datang ke museum Nasional.
Yuk, seniman-seniman Indonesia jangan ragu mengirimkan ide-ide kreatifnya ke berbagai museum yang ada di Indonesia. Kreatifitas para seniman tentu sangat membantu para pengunjung untuk memahami koleksi museum, sekalipun itu museum ilmu pengetahuan murni.