Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI) bersama Gudang Garam dan Galeri Nasional Indonesia kembali menyelenggarakan Gudang Garam Indonesia Art Award untuk kedua kalinya. Sebagai salah satu program Yayasan Seni Rupa Indonesia yang diselenggarakan sejak 1994, Indonesia Art Award berawal dengan nama Phillip Morris Indonesia Art Awards. Sejak tahun 2013, Indonesia Art Award resmi berganti nama menjadi Gudang Garam Indonesia Art Award (GGIAA), dan dengan ini berkomitmen jangka panjang untuk menyelenggarakan kompetisi ini secara reguler dua tahunan. Walaupun nama dari kompetisi seni ini telah berganti, namun bentuk dan sistem dari kompetisi ini masih tetap sama. GGIAA akan dianugerahkan sebagai hasil akhir dari sebuah kompetisi terbuka di mana para perupa mengirim informasi tentang karya-karya mereka untuk dinilai sebuah tim juri.
Kembali diselenggarakan untuk kedua kalinya, kompetisi GGIAA yang mengangkat tema “Hal Publik” akan dilaksanakan dan dibuka di Galeri Nasional Indonesia pada tanggal 21 September 2015, dan pameran berjudul “Res Publica” ini terbuka untuk umum hingga 1 Oktober 2015.
Menurut Ketua Tim Juri GGIAA 2015 Jim Supangkat, kompetisi tahun ini cenderung lebih fokus ke riset akademik dalam seni rupa. Namun, pihak penyelenggara kompetisi juga menekankan bahwa dalam upaya membangun wadah kompetitif yang lebih terbuka, proses pemilihan finalis tidak seketat dua tahun lalu; di mana para seniman yang ikut dalam kompetisi ini dinilai dari kualitas portofolio yang diharapkan mencakup paling tidak lima sampai sepuluh tahun pengalaman di dunia seni rupa profesional.
“ Tahun ini, GGIAA bertujuan untuk menarik perhatian para seniman yang sudah muncul ke permukaan tapi masih memerlukan promosi”, ujar Jim pada konfrensi pers yang diadakan di daerah Jakarta Selatan hari rabu 12 Agustus kemarin. “Agar kompetisi ini lebih terbuka, kami dari pihak penyelenggara juga sengaja memilih tema yang lebih bebas”, tambahnya.
Seperti prediksi para penyelenggara, GGIAA tahun ini berhasil mengumpulkan ratusan karya seni.
“Melihat antusiasme para pelaku seni yang telah berpartisipasi dan sejumlah 653 karya yang masuk pada kompetisi terbuka kali ini, besar harapan kami bahwa GG-IAA 2015 ini dapat menunjukkan peningkatan kualitas serta peran para seniman dan perupa Indonesia” ujar Titiek Soeharto selaku Ketua Umum YSRI.
Dari 653 karya yang diterima ini, tim Juri telah menyeleksi sebanyak 46 finalis yang karyanya akan dipamerkan di Galeri Nasional tanggal 21 September mendatang. Pada hari pembukaan pameran, ke 46 finalis ini pun akan disaring lagi untuk memutuskan ke tiga seniman dan karya seni yang akan dianugerahi GGIAA 2015. Proses penyaringan dan penentuan pemenang tidak akan dilakukan oleh Tim Juri sendiri, namun oleh Tim Juri Publik yang anggotanya dipilih oleh Tim Juri dari sekelompok anggota masyarakat.
“Akan ada sekitar 20-25 orang di tim ini, mulai dari Pak Anies Baswedan sampai beberapa kolektor seni pilihan”, ujar Jim Supangkat.
Ketiga pemenang utama dari 46 finalis terpilih masing-masing akan memenangkan penghargaan sekaligus hadiah uang; yaitu sebanyak Rp100.000.000 untuk juara I, Rp.75.000.000 untuk juara II, dan Rp. 50.000.000. Namun, penyelenggara kompetisi tetap meyakinkan bahwa ke 46 finalis yang terpilih pun sudah menunjukkan kualitas yang sangat baik melalui karya mereka yang menaruh perhatian khusus terhadap persoalan publik.
Daftar 46 finalis yang karyanya akan dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia pada 21 September 2015 nanti dapat di akses melalui website YSRI, atau link berikut ini : http://yayasansenirupaindonesia.org/2015/08/11/673/
Yayasan Seni Rupa Indonesia (YSRI) adalah sebuah organisasi nirlaba berkedudukan di Jakarta yang didirikan pada tanggal 8 Juni 1994 oleh sejumlah tokoh yang memiliki kepedulian dan komitmen terhadap pengembangan kreativitas kebudayaan dalam bidang seni rupa. Selama keberadaannya YSRI telah ikut mengambil peran secara aktif dalam mendorong perkembangan seni rupa Indonesia berdasarkan dinamika dan konteks yang terjadi secara umum.
Dalam menjalankan dan mewujudkan misinya lembaga ini telah membuat berbagai program yang meliputi penyelenggaraan pameran, event kompetisi, penelitian dan dokumentasi, penerbitan buku, penyelenggaraan seminar, pemberian grants kepada seniman, dan promosi seni rupa Indonesia di berbagai negara.