Kopi Aroma Nusantara menyajikan berbagai kopi berkualitas yang berasal dari berbagai pulau di Indonesia. (Foto: Jacky Rachmansyah)

Karena mengolah kopi adalah juga menjalani ritualnya dan, lebih penting lagi, punya kesabaran menunggu.

 

Di tengah menjamurnya titik-titik kedai kopi di Ibukota, Kopi Aroma Nusantara menawarkan konsep minum kopi yang tak sekadar memanjakan indera perasa namun juga mengedukasi penikmatnya tentang ragam kopi asli Indonesia.

Munculnya Kopi Aroma Nusantara melalui perjalanan yang cukup panjang. Pada tahun 2000, Heri Setiadi, sang pemilik, terlebih dulu memulai bisnis kopi dengan nama La Tazza, bahasa Italia yang berarti “cangkir”, di Mall Ambassador, Jakarta. La Tazza yang awalnya menggunakan kopi Italia, pada 2004 mulai beralih dengan menggunakan kopi-kopi lokal.

 

Kopi Aroma Nusantara menempati sebuah bangunan lama yang telah direvitalisasi di Kawasan Kota Tua Jakarta.  (Foto: Jacky Rachmansyah)
Kopi Aroma Nusantara menempati sebuah bangunan lama yang telah direvitalisasi di Kawasan Kota Tua Jakarta. (Foto: Jacky Rachmansyah)

Dengan keinginan untuk lebih fokus mengangkat kopi asli Indonesia, Kopi Aroma Nusantara akhirnya dibentuk pada awal 2015, berlokasi di sebelah La Tazza. Bedanya, Kopi Aroma Nusantara tidak hanya menjual kopi siap minum, namun juga biji kopi dan kopi kemasan yang belum diseduh.

Baru pada Desember 2015, cabang baru Kopi Aroma Nusantara menempati sebuah bangunan lama yang telah direvitalisasi di Kawasan Kota Tua Jakarta. Lokasi inilah yang akhirnya kami sambangi.

Di bangunan dengan tampilan sederhana tanpa menghilangkan nilai heritage, Kopi Aroma Nusantara menyajikan berbagai kopi berkualitas yang berasal dari berbagai pulau di Indonesia. Kita bisa merasakan single origin coffee mulai dari tanah Sumatera (kopi Aceh Gayo, kopi Mandheling, kopi Lampung), pulau Jawa (kopi Malabar Mountain), tanah Sulawesi (kopi Toraja), hingga dari wilayah bagian timur Indonesia (kopi Lombok Sembalun, kopi Flores Bajawa, dan kopi Papua Wamena).

 

Ulasan lengkap Menikmati Varian Kopi Lokal di Kota Tua dapat dibaca di majalah SARASVATI edisi Februari 2017.