Merayakan teknik dan keterampilan manual, Suar Artspace, Jakarta menggelar “Hari Huru Hara” pada Sabtu, 14 Mei 2016 mendatang. Acara yang akan diisi dengan lokakarya dan bursa karya seni ini juga menjadi penutup rangkaian pameran “Harap Huru Hara” para seniman dari Grafis Huru Hara, kolektif grafis murni ini yang berlangsung pada 9-30 April lalu.
Dalam workshop di Suar Artspace Sabtu mendatang, Anita Bonit, Adi Dhigel, Adi Sundoro, Amy Zahraawan, Jin Panji, Ramadian Kidol, dan Ariffal Ipal dari GHH akan mengajarkan dua teknik grafis, yaitu cukil lino dan image transfer (memindahkan gambar).
Kedua teknik ini dipisah dalam dua sesi lokakarya pada pukul 11 siang-7 malam. Cukil lino kali ini dipilih GHH karena karakteristiknya yang khas, di samping media lino yang lebih mudah diolah dibandingkan dengan kayu pada teknik woodcut, sehingga mudah untuk para peserta yang ingin menjajal eksperimen grafis.
Di sesi kedua, para peserta bisa mencoba image transfer. Penggabungan bentuk grafis secara digital yang selanjutnya diolah secara manual ini, menurut Grafis Huru Hara, merupakan teknik seni grafis yang sederhana namun tetap menyenangkan. Pengaplikasian teknik ini juga bisa dapat diterapkan ke berbagai benda sehari-hari sehingga dapat dipelajari oleh peserta dengan rentang usia yang luas.
“Produk hasil teknik manual biasanya lebih memiliki cerita dan sentuhan personal. Lokakarya ini menjadi salah satu upaya kami untuk mengajak masyarakat menghargai craftsmanship dengan terlibat langsung dalam prosesnya,” kata Adi Sundoro, salah satu personil Grafis Huru Hara yang juga akan terlibat dalam pengajaran lokakarya.
Sementara itu di bursa seni, deretan teknik manual lainnya juga bisa dilihat dalam karya para seniman Grafis Huru Hara, Skoci, Srou Studio, Muklay, Roepa, Liunic, HeyTemanBaik, Vimala, Osem, Wickana, Resatio, Tommy Keramik Studio, Dwel Pottery & Damdam Studio, dan MicroB.
Bursa ini, menurut Sarita Ibnoe, manajer Suar Artspace dalam rilis pers, juga akan memperlihatkan ragam produk teknik manual yang sebenarnya masih banyak namun sudah mulai susah ditemukan karena banyaknya produksi massa.
Para seniman grafis, di antaranya, akan membawa karya-karyanya yang dibuat dengan teknik sablon, image transfer, cukil, embroidery, rubberpainting, dan lainnya. “Beberapa seniman yang dikenal dengan karya prints atau digital art, kali ini akan membawa hasil prints yang dibuat dari karya manual. Resatio, misalnya, dengan kolase, serta Wickana dan JunkNotDead dengan ilustrasinya,” kata Nin Djani, Communication Manager Suar Artspace via surel.
“Brand MicroB yang digawangi ilustrator Mahendra Nazar kali ini juga menerapkan hasil ilustrasinya untuk dicetak dan disablon pada tote bag. Di samping itu, ia juga berkolaborasi dengan seniman clay untuk menerapkan ilustrasinya menjadi bentuk bros atau pin,” tambahnya.
Lokakarya GHH terbuka bagi siapa saja yang mendaftar, baik publik maupun seniman. Selamat berlokakarya teknik manual bagi yang merayakan!