Setelah berkolaborasi dengan grup sirkus kontemporer, Chabatz d’Entrar, di 2013, dan kelompok tari kontemporer, Kubilai Khan Investigation, di 2014, Bottlesmoker kembali menjadi peserta Printemps Francais 2016. Kali ini, tanpa kolaborasi dengan seniman dari Prancis, grup elektro pop yang terdiri dari dua sahabat, Anggung Suherman (Angkuy) dan Ryan Adzani (Nobie) ini menggelar konser dengan menampilkan hasil dari pengalaman residensi dan perjalanan mereka di 2015. Konser “Hypnagogic Journey” berlangsung pada hari Jumat, 3 Juni 2016 di Auditorium IFI Thamrin.
Apakah arti ‘hypnagogic’? “Hypnagogic itu state di antara bangun dan tidur. Ngalindur kalau bahasa Sunda-nya,” jelas Angkuy. Keadaan ‘hypnagogic’ inilah yang Angkuy dan Nobie rasakan ketika mereka berada di luar negeri. Begitu takjubnya dengan suasana di luar negeri, Angkuy dan Nobie merasa bahwa itulah “realita” mereka. Tetapi, saat kembali ke Indonesia, mereka juga kembali ke “realita”. Lagu-lagu dalam album Hypnagogic Journey merepresentasikan pengalaman ‘hypnagogic’ Angkuy dan Nobie.
Untuk konser “Hypnagogic Journey”, Bottlesmoker melibatkan tiga rekan yang mereka temui saat Printemps Francais 2013, yakni Wanggi Hoed untuk seni pantonim, Permata untuk body movement dan pembacaan puisi, dan live-visual oleh killerafternoon. Dengan ini, Bottlesmoker berharap untuk dapat membuka referensi baru terhadap seni musik elektronik. Dalam konser ini pun Bottlesmoker menggunakan beberapa instrument baru, dari benda-benda keseharian seperti kipas angin, hingga alat yang frekuensi nada yang dihasilkan berbeda, tergantung pada light sensor.
Bottlesmoker akan merilis album baru mereka yang bertajuk Polarity pada tanggal 14 Juli 2016. Dalam album Polarity, untuk pertama kalinya Bottlesmoker menghadirkan vokal dalam musiknya.