Karya-karyanya memiliki citraan berkesan rumit (kompleks) namun sebenarnya hadir sebagai bentuk dari ketenangan, harmoni, menyatunya dualisme yang berlawanan menjadi pikiran yang positif.
Atas dasar ketertarikan para seniman terhadap kepadatan dan pengalaman tinggal di kota besar seperti Jakarta dan Bandung, maka kurator Rifky Effendy memakai judul “Labirin” sebagai judul pameran duet dua perupa perempuan asal Jakarta, Kara Andarini dan Rega Ayundya Putri, di Langgeng Art Foundation, Yogyakarta, 20 Mei hingga 15 Juli 2017.
Di sebelah pintu masuk lantai paling dasar (basement) gedung galeri dipajang karya Rega berjudul Stratified Orchestra #1-#10 – sepuluh buah panel kaca akrilik berukuran 59,4 x 42 cm yang menghadirkan citraan hasil cetakan digital yang kemudian digambari menggunakan spidol berwarna merah (pada Stratified Orchestra #2, #4, #8) dan biru (pada Stratified Orchestra #1, #2, #4, #5, #6, #7, #9, #10) dengan bentuk-bentuk lengkung dan lonjong yang bersinggungan dengan citraan berwarna hitam.
Karya itu berhadapan dengan karya Rega yang lain berjudul To Internally And Beyond #1- #7 berukuran masing-masing 150 x 70 cm, dibuat menggunakan ballpoint pada bidang kertas. Citraannya menampilkan bentuk abstrak yang bidangnya terisi penuh oleh bentuk-bentuk lengkung, garis lurus, titik, dan bentuk-bentuk lonjong.
Tarikan-tarikan garis Rega, kalau dilihat dari jauh, seperti bentuk-bentuk amorf (tidak memiliki bentuk geoetris) yang memaksa pengunjung mendekat untuk melihatnya secara detil menggunakan kaca pembesar. Kurator pameran, Rifky Effendy, dalam teks pengantar kuratorial pameran menyampaikan bahwa karya Rega “menciptakan kesan organis (amorf) yang saling berkelindan. Bentuk-bentuk pada karya Rega didasari oleh citraan mikroskopik tubuh manusia (atau makhluk hidup lain).”
Ulasan lengkap Harmonisasi Penjelajahan Garis dapat dibaca di majalah SARASVATI edisi Juli 2017