Karya lukis dan patung Adi Dharma dalam pameran tunggalnya, ‘Beatscape’ (source: instagram.com/ir.fun_pratama)

Musik instrumental dalam daftar putarnya mengantarkan imajinasi Adi Dharma pada nuansa yang lebih bebas dalam merupa. Lelagu tanpa lirik tersebut mengilhaminya untuk melukiskan pola-pola geometris seperti garis lurus, gelombang, dan diamond berwarna cerah khas Stereoflow—begitu ia sering disebut—dalam sejumlah karya yang ditampilkan dalam pameran solo perdananya di Salian Art Gallery, Bandung.

Meski gagasan pameran solo untuknya telah muncul sejak 2013 lalu, eksekusi pameran tunggal ini akhirnya terjadi pada tahun ini, dan berlangsung pada 1-21 Agustus 2015 mendatang. Dalam pembukaan pamerannya, pria yang akrab dikenal dengan street art-nya ini tak lupa menggandeng musisi Funkbox Records. Adi Dharma sendiri bukanlah pemain baru dalam skena hiphop Bandung. Sejak akhir era ’90-an, ia menghentakkan alunan rap berbalut beat konstan sebagai bagian dari Tag Team.

Wallpainting oleh Adi Dharma a.k.a Stereoflow untuk dinding pamerannya di Salian Art, Bandung (source: dok. Adi Dharma|Stereoflow)
Wallpainting oleh Adi Dharma a.k.a Stereoflow untuk dinding pamerannya di Salian Art, Bandung (source: dok. Adi Dharma|Stereoflow)

Sejarah perkembangan dan penyebaran street art dan musik hiphop yang beriringan tak dapat dilepaskan antara satu dengan yang lainnya. Warna, garis, bentuk, dan komposisi visual dari berbagai media karya street art tumbuh mendampingi perkembangan ritme dan lirik dalam musik hiphop ataupun funk.  Keterkaitan tersebut yang bagi sang kurator, Rifandy Priatna, digambarkan melalui serangkaian karya pada pameran tunggal Adi Dharma ini.

07-1
Karya lukis Adi Dharma atau yang dikenal sebagai Stereoflow (source: dok. Adi Dharma|Stereoflow)

“Melalui instalasi, objek dan lukisan Adi mencoba untuk menerjemahkan ingatan, pengalaman, mimpi, serta visi akan  skena spesifik yang telah ia selami selama ini dalam bermusik hiphopfunk, dan merupa dalam street art,” tulis Rifandy dalam catatan pameran.

Proses penerjemahan tersebut memengaruhi Adi dalam melakukan pemilihan warna dan bentuk yang kemudian disamakannya dengan suara-suara yang ia dengar pada jenis musik hiphop dan funk yang digelutinya. Bagi Adi, inspirasi terbesarnya dalam pameran kali ini yakni pengalamannya sendiri dalam membuat musik. Ia mengatakan, dirinya menemukan kesamaan cara berkarya dalam membuat musik dengan membuat lukisan.

“Keduanya sama-sama meng-compose. Sama-sama mencoba untuk menciptakan nuansa dengan menggabungkan suara  atau dalam lukisan, menggabungkan warna,” katanya dalam wawancara via email dini hari tadi pada Sarasvati.

04
Sejumlah karya yang diturutsertakan Adi Dharma dalam pameran tunggal perdananya (source: dok. Adi Dharma|Stereoflow)

Warna-warna tersebut kebanyakan dipadukannya dari cat semprot, yang beberapa di antaranya ditambahkan cat akrilik untuk finishing touch. Dengan teknik masking, Adi menghabiskan puluhan gulungan lakban yang kemudian ditempel dan ditampilkan dalam salah satu karya instalasinya, Mister Boogie Room.

Dalam pameran solonya, Adi masih konsisten membawakan objek-objek dengan gaya visualnya di jalanan. Masih ada garis-garis lurus dan pattern geometrisnya yang sederhana. Tak ketinggalan pula karakter ikonik Anna&Tommy, meski hanya hadir sebagian anggota tubuhnya dalam dua karya lukis saja.

“Semua objek tersebut bisa dibilang instrumen pilihan saya untuk menciptakan karya visual. Sama seperti ketika mendengar sebuah lagu dari genre tertentu, ada gabungan instrumen yang membuat lagu itu spesifik menjadi sebuah genre,” tuturnya.

06-grid
Dua karya lukis Adi Dharma masih membawakan karakter ikoniknya, Tommy. Karakter ini juga dapat dijumpai dalam karya patungnya (source: dok. Adi Dharma|Stereoflow)
Dua karya lukis Adi Dharma masih membawakan karakter ikoniknya, Tommy. Karakter ini juga dapat dijumpai dalam karya patungnya (source: dok. Adi Dharma|Stereoflow)
Karya kolaborasi Adi Dharma bersama Ramdhan Muhammad Clasic (source: dok. Adi Dharma|Stereoflow)

Reduksi penggunaan karakter Anna&Tommy sendiri ia lakukan demi memberikan nuansa dan kebebasan imajinasi yang lebih luas pada penikmat karyanya. Layaknya musik instrumental yang didengarnya saat membuat karya untuk pameran Beatscape, tidak ada lirik si penyanyi yang mematok imajinasi penikmatnya. “Disitu saya melihat sosok Anna & Tommy itu seperti penyanyi pada sebuah lagu. Jadi sosok Anna&Tommy tidak terlalu saya tampilkan pada pameran ini,” kata Adi.

Meski demikian, sosok Tommy masih hadir dalam karya patung kayunya. Dalam penggubahan karakter ini ke bentuk tiga dimensi, ia berkolaborasi dengan seniman kayu Ramdhan Muhammad Clasic yang saat perjumpaan awal mereka di 2013, mengenali karakter buatan Adi tersebut di jalanan. Sembari terus mencoba mengembangkan kolaborasinya dengan Ramdhan, ia berencana untuk menjajal kolaborasi dengan seniman video ke depannya.