Nadi Gallery mengadakan pameran penggalangan dana bagi perupa S. Teddy Darmawan yang pada 27 November 2012 lalu menjalani operasi tumor di tubuhnya. Diikuti 25 seniman yang mengenal dan berteman dekat dengan S. Teddy D, pameran amal ini tetap memperlihatkan perkembangan terkini ranah seni rupa kontemporer Indonesia.

Highlight:

Sebuah pameran diinisiasi tidak hanya untuk menampilkan pencapaian karya seorang seniman atau memunculkan tema yang dinilai penting dan cukup menarik untuk ranah seni rupa. Pameran juga bisa diadakan untuk kegiatan amal. Namun bagaimana sebuah pameran bertujuan sosial tetap bisa menampilkan karya-karya perupa bereputasi tinggi yang terjaga kualitasnya, merupakan suatu peristiwa yang terbilang menarik untuk disimak. Inilah yang terjadi di pameran Dermawan untuk Darmawan di Nadi Gallery, Jakarta 5-26 Maret 2013.

  • Pameran ini dengan cepat merupakan respons para seniman – sahabat-sahabat dekat Teddy – atas sakit yang dideritanya. Melibatkan 25 seniman, pameran ini memperlihatkan posisi Teddy di mata para seniman dan seni rupa kontemporer Indonesia.
  • Dikuratori Enin Supriyanto, pameran Dermawan untuk Darmawan menampilkan karya 25 seniman yang terdiri dari karya dwimatra dan trimatra. Perkembangan kekaryaan seperti apa yang muncul dalam pameran ini, terutama ketika dikaitkan dengan konteks pameran amal yang seharusnya bertujuan untuk terjualnya karya supaya hasilnya bisa disumbangkan.
  • Tujuan sebuah pameran amal sering kali luput karena para perupa alpa untuk membuat karya yang bisa mudah untuk dijual. Demikian pula dari segi pemasangan harga yang sebaiknya lebih rendah dari kisaran harga di pasar. Di sinilah pameran di Nadi Gallery tak melupakan tujuan ini.

Pameran Dermawan untuk Darmawan merupakan peristiwa seni rupa yang tak hanya menandai sikap dan perhatian para seniman kontemporer Indonesia terhadap rekan sesama seniman, namun juga memperlihatkan bahwa karya yang dibuat untuk dipersembahkan bagi kegiatan amal, tetap mampu memperlihatkan kesepakatan antara tujuan sosial dan estetika. Karya 25 perupa di pameran ini dalam bentuk dwimatra dan trimatra, bukanlah karya-karya yang dihasilkan secara buru-buru dan asal. Justru suasana yang dilingkupi emosi dan dukungan, menjadi dorongan dan inspirasi tersendiri dalam karya-karya perupa ini.

Read more…