Merayakan 40 tahun hubungan diplomatik Korea Selatan-Indonesia, Asosiasi Perupa Kontemporer Korea bekerja sama dengan Kedutaan Besar Korea Selatan dan Galeri Nasional Indonesia (GNI) menggelar pameran seni rupa kontemporer Korea kedua yang dilaksanakan pada 14-25 Juni 2013, di gedung pameran C Galeri Nasional Indonesia – Jakarta. Pameran ini melibatkan 32 seniman Korea dan 21 seniman Indonesia yang menampilkan beragam karya seni baik dalam dua ataupun tiga dimensi.
Highlight:
Dalam beberapa tahun terakhir, seni rupa Korea berkembang pesat hingga mempengaruhi seni rupa modern dunia. Bahkan, Korea berhasil merebut perhatian dunia dari seni rupa kontemporer China dan Jepang yang dinilai miskin keragaman. Salah satu seniman Korea yang menjadi tokoh besar dalam seni rupa kontemporer dunia adalah Nam June Paik, yang mempelopori kemunculan seni rupa video dan menginsipirasi berkembangnya media seni baru. Apa saja yang mempengaruhi keberhasilan seniman Korea hingga dapat berkembang pesat? Lalu, di mana posisi seniman Indonesia jika dibandingkan Korea?
- Untuk kedua kalinya – sejak 2006 lalu – seniman kontemporer Korea dan Indonesia mengadakan pameran karya seni bersama sebagai bagian dari memperingati 40 tahun hubungan bilateral antar kedua negara. Pameran yang berlangsung selama 12 hari ini, diikuti oleh 32 seniman Korea dan 21 seniman Indonesia dengan menampilkan beragam karya seni baik dua dimensi maupun tiga dimensi.
- Karya-karya seni rupa kontemporer Korea kaya akan keberagaman – baik pada tema, ide kreatif, media, dan metode. Karya-karya seni yang dipamerkan di GNI menunjukkan sisi keberanian para seniman Korea dalam mengeskplorasi ide dan media hingga melampaui batas-batas yang telah ditetapkan dalam seni rupa modern.
- Belajar dari negara-negara besar di Eropa, Amerika dan China, Pemerintah Korea sadar bahwa budaya dan seni dapat menjadi ‘senjata’ ampuh untuk menyatukan seluruh komunitas dunia. Perlu infrastruktur seni yang mapan untuk mendukung perkembangan seni rupa suatu negara. Di antaranya dengan menyediakan fasilitas pendidikan seni, galeri, museum maupun rumah lelang.
Dalam tatanan seni rupa kontemporer, Korea berhasil menyejajarkan posisinya bersama seniman-seniman China dan Jepang. Salah satu kunci keberhasilan Korea terletak pada ketersediaan fasilitas pendidikan seni yang otomatis mempengaruhi jumlah seniman muda yang tumbuh subur di negaranya. Keuletan Korea dalam mempromosikan seniman-senimannya, terbukti berhasil mencuri perhatian dan minat para kolektor Barat. Bagaimana dengan Indonesia yang masih berkutat membahas sistem infrastruktur seni yang baik seperti apa?