Merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-71 Republik Indonesia, untuk pertama kalinya masyarakat dapat menikmati karya seni koleksi Istana Negara.
Tahun ini, pemerintah membuat terobosan untuk membuka komunikasi antara pemerintah dan publik. Bentuknya adalah membuka akses bagi publik untuk bisa menikmati koleksi karya seni milik istana yang selama ini tak banyak diketahui.
Koleksi tersebut dipamerakan dalam tajuk “17|71: Goresan Juang Kemerdekaan – Menyingkap Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia” di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, 1- 30 Agustus 2016.
Sebagian besar koleksi istana berasal dari zaman pemerintahan Presiden Sukarno. “Setelah masa Presiden Sukarno, koleksi negara tidak berdasarkan selera presiden lagi. Pembelian karya pun tidak sesering zaman pemerintahan Presiden Sukarno,” ujar kurator Mikke Susanto.
Tak kurang 28 lukisan yang berasal dari koleksi istana yang berbasis di pulau Jawa dan sekitar 100 koleksi foto-foto kepresidenan yang dipamerkan. Rizki A. Zaelani bertugas mengkurasi foto-foto kepresidenan.
Lukisan-lukisan yang dipilih didasarkan atas tiga subkurasi, yakni tokoh-tokoh pahlawan revolusi, kondisi sosial-budaya era revolusi, dan kenusantaraan, yakni pemandangan setelah Indonesia menjadi merdeka dan menjadi negara.
*Ulasan lengkap Membuka Koleksi Istana kepada Publik dapat dibaca di majalah Sarasvati edisi Agustus 2016