Hujan Emas di Ujung Gunung (2016) karya Agus ‘Baqul’ Purnomo. Foto: istimewa

 

Kedekatan budaya tiga negara; Indonesia, Malaysia, dan Tiongkok dalam satu rumpun Asia menjalin benang merah dalam hal tradisi mistis, khususnya yang bersinggungan dengan alam

Sebelum mengenal berbagai ajaran agama yang ada saat ini, masyarakat terdahulu merasakan masa-masa berdampingan dengan kepercayaan animisme. Bahwa roh-roh spiritual menjaga berlangsungnya kehidupan di muka bumi. Bentang alam, seperti gunung, lembah, danau, dan sungai dianggap sebagai tempat bernaungnya para roh leluhur sang empunya kuasa.

Bahasan ini pula yang diangkat Nikola Dukas Sardelis, seorang ahli linguistik Arab dan analis kajian Islam asal London, Inggris, dalam tulisannya yang menaungi pameran “Mysticism in Landscape” di Nadine Fine Art, Malaysia, 27 Agustus – 9 September 2016.

 

Harvest (2016) karya Januri. Foto: istimewa
Harvest (2016) karya Januri. Foto: istimewa

Indonesia, Malaysia, dan Tiongkok menampilkan seniman-seniman berbakatnya di pameran ini. Dadi Setiyadi, Nasirun, Januri, I Made Arya Palguna, Agapetus Kristiandana, dan Agus ‘Baqul’ Purnomo merupakan nama-nama seniman yang akan tampil dari Indonesia. Sedangkan Malaysia diwakili Jailani Abu Hassan, Fawwaz Sukri, Arifauzan, Khairul Izham, dan Ahman Shukri Mohamed. Juga berpartisipasi Laurence Wood, seniman asal London yang banyak berkarya tentang Asia Tenggara, menjadi perwakilan Tiongkok.

Nikola Dukas, yang juga aktif sebagai seorang peneliti seni Islam dan Oriental ini menjabarkan tentang sejarah tradisi manusia yang tidak lepas dari unsur mistis dan hal-hal yang bersifat spiritual.

 

*Ulasan lengkap Merupa Mistisisme Alam Tiga Negara dapat dibaca di majalah Sarasvati edisi Agustus 2016