Self Portrait 'Parallel Reality #1,#2,#3 (2016) karya Aliansyah Caniago. (Foto: Jacky Rachmansyah)

 

Setahun setelah program residensi transit #3, Aliansyah Caniago, Fika Ria Santika, Iabadiou Piko, dan Kara Andarini bertemu kembali untuk berdialong mengenai ‘thirdspace’.

 

“Melalui residensi, seorang seniman mendapatkan ilham-ilham penciptaan seni melalui proses menjumpai orang-orang, tempat, cuaca, dan budaya yang baru dan asing, tanpa terpaku di studionya menunggu ilham dari langit,” ujar Chabib Duta Hapsoro, Program Manager Selasar Sunaryo Art Space, dalam katalog pameran “THIRDSPACE: transit #3”.

Transit adalah program residensi yang diselenggarakan Selasar Sunaryo Art Space, yang pada penyelenggaraan ketiganya memilih Aliansyah Caniago (Bandung), Fika Ria Santika (Padang), Iabadiou Piko (Prabumulih), dan Kara Andarini (Jakarta). Pemilihan peserta residensi ini berdasarkan pada seniman-seniman yang belum mendapatkan pendidikan seni rupa formal, dan yang mediumnya belum banyak diakui atau dikenal di seni rupa Indonesia.

Tumpuk Lapis, Tampak Batas 7,6,5,4 (2016) karya Fika Ria Santika (Foto: Jacky Rachmansyah)
Tumpuk Lapis, Tampak Batas 7,6,5,4 (2016) karya Fika Ria Santika (Foto: Jacky Rachmansyah)

 

Residensi yang berdurasi tiga bulan (April – Juni 2015) ditutup dengan presentasi karya hasil residensi para seniman. “Ini bukan titik akhir, tetapi tempat perhentian sebelum berlanjut,” tutur Chabib. Setahun kemudian, kelanjutan dari praktik kesenian keempat seniman ini dapat kita saksikan dalam pameran “THIRDSPACE: transit #3” yang digelar di ROH Projects pada 25 Juni – 16 Juli 2016.

“Presentasi di Selasar lebih menampilkan karya yang dikembangkan selama residensi,” ujar kurator pameran “THIRDSPACE: transit #3” Roy Voragen. “Bagi saya, ketika saya diundang untuk mengkurasi sebuah pameran di ROH Projects, saya ingin melihat apakah saya dapat membawa keempat seniman ini sebagai satu kesatuan dari empat proyek yang berbeda,” kata kurator berdarah Belanda itu.

 

*Ulasan lengkap REUNI EMPAT SENIMAN TRANSIT #3 dapat dibaca di majalah Sarasvati edisi Agustus 2016