Close-up pilar – pilar The Partenon of Books (Foto: Oei Hong Djien)

Documenta adalah event seni rupa kontemporer lima tahunan di Kassel, Jerman, yang diadakan sejak  tahun 1955. Tahun ini adalah yang ke-14 dan berlangsung dari 10 Juni hingga 17 September 2017.

Berbeda dengan lazimnya, Documenta tahun ini diadakan di dua kota negara berbeda yaitu Kassel, Jerman dan Athena, Yunani yang melibatkan lebih dari 150 seniman berbagai negara. Yang di Athena berlangsung dari 8 April hingga 16 Juli 2017. Kebetulan saya hanya melihat yang di Kassel.

Pertama kali saya melihat Documenta Kassel di tahun 1997 yaitu “Documenta X”. Waktu itu saya begitu tercengang dengan apa yang dipertontonkan, karena mayoritas adalah karya instalasi yang masih langka di Indonesia. Ketika datang kembali pada Documenta 13 tahun 2012 dan Documenta 14 tahun 2017, saya sudah tidak begitu kaget lagi.

Direktur Artistik Documenta 14 adalah Adam Szymczyk yang dibantu tim kuratorial. Kali ini, Adam Szymczyk mendobrak kelaziman event yang selalu diadakan di Kassel. Ia membelah Documenta menjadi dua dengan melakukan desentralisasi di dua negara.

Sebenarnya di tahun 2013 pernah juga diadakan di Kabul dan Alexandria tapi dalam skala kecil, tidak seperti tahun ini yang sampai menimbulkan berbagai reaksi baik positif maupun negatif. Menurut berita ada defisit sebanyak 7 juta euro (USD 8,3 juta) dari anggaran yang sudah sangat besar yaitu 37 juta euro (USD 44 juta).

Moto yang dipakai adalah  “Learning from Athens”. Ini juga menimbulkan kontroversi, mengapa belajar dari Athena dan tidak sebaliknya belajar dari Kassel? Szymczyk memang mempunyai pendapat yang sangat ekstrim. Ia mengatakan, untuk mengerti pamerannya orang harus melupakan segala yang ia tahu. Szymczyk beranggapan tak perlu mengharapkan banyak dari program karena pameran adalah pengalaman. Pengunjung diminta berpartisipasi secara aktif.

Marta Minujin, The Partenon of Books di Friedrichplatz (Foto: Oei Hong Djien)
Marta Minujin, The Partenon of Books di Friedrichplatz (Foto: Oei Hong Djien)

Pusat aktivasi Documenta adalah Friedrichplatz dengan Museum Fridericianum di sebelahnya. Museum yang didirikan tahun 1779 ini adalah museum publik  pertama di Eropa dan tempat lahirnya Documenta tahun 1955. Karya yang menurut saya paling mewakili judul Documenta 14 “Learning from Athens” dan juga merupakan karya paling spektakuler adalah The Parthenon of Books karya Marta Minujin dari Argentina (lahir 1943). Duplikat Parthenon di Acropolis, Athena, dibuat dari baja, buku-buku dan plastik, didirikan di Friedrichsplatz. Tempat dimana tahun 1933 banyak buku dibakar Nazi. Sang seniman mengangkat masalah demokrasi dimana demokrasi lahir di Yunani. Jadi belajarlah demokrasi dari Yunani.

Pilar-pilar Parthenon dari konstruksi baja sekelilingnya dipajangi dengan buku-buku terlarang dari zaman dulu hingga sekarang sebanyak 100.000 lalu dibungkus plastik. Buku-buku ia dapat dari sumbangan publik lewat open call. Tak ada demokrasi tanpa buku dan buku tak dapat dilarang. Melarang buku sama saja dengan melarang pemikiran. Itulah pernyataan  Marta Minujin tentang demokrasi.

Di era represi politik rezim militer Argentina tahun 80-an, puluhan ribu buku dilarang bahkan satu setengah juta buku dibakar. Karya ini pertama kali dibuat tahun 1983 di Buenos Aires saat jatuhnya rezim diktator militer dengan menggunakan 30 ribu buku yang dilarang. Lewat cara inilah sang seniman ingin mengembalikan demokrasi.

Karya Marta Minujin setelah selesai pameran selalu dibongkar sehingga tak ada yang permanen. Dan memang itulah konsepnya.  Orang-orang boleh mengambil bukunya sehingga akhirnya buku-buku tersebut akan habis.

Di malam Minggunya saya menyaksikan pembacaan puisi yang dihadiri banyak pengunjung.

Pendengar Pembacaan Puisi 1 (Foto: Oei Hong Djien)
Suasana saat mendengarkan pembacaan puisi (Foto: Oei Hong Djien)

Gedung utama Museum Fridericianum diisi dengan seleksi dari koleksi permanen EMST: National Museum of Contemporary Art Athens. Koleksi ini mencakup periode 1960 ke atas. Pamerannya diberi judul Antidoron yang dalam garis besarnya bicara tentang berbagi dan saling menghormati walau ada perbedaan dalam berbagai hal. Suatu topik yang aktual.

Karya-karya juga dipamerkan di seluruh kota mencakup museum-museum yang telah ada, ruang, taman dan institusi publik, universitas, gedung biskop, stasiun dan bekas kantor pos, serta tempat-tempat lainnya. Memang, tak cukup waktu untuk mengunjungi semua.

Gedung-gedung pamer terpenting adalah Neue Galerie yang memamerkan karya lama dan baru dimana banyak karya historis, lukisan lama yang bagus maupun karya ekperimental, Documenta Halle yang dibangun khusus untuk Documenta 1992 serta Neue Neue Galerie (Neue Hauptpost) yang memamerkan karya-karya baru dengan ukuran besar-besar.

Fridericianum : Antidoron (Foto: Oei Hong Djien)
Fridericianum : Antidoron (Foto: Oei Hong Djien)

Pada akhirnya seberapa jauh dampaknya “Documenta 14” yang bertajuk Learning from Athens untuk Athena? Ini dipertanyakan banyak orang.