Gatot Indrajati bersama karya Right or Wrong My Home

Ketika nama Gatot Indrajati disebutkan sebagai juara kompetisi UOB Painting of the Year 2016 pada 24 Oktober 2016 di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan,  siapa yang mengira bahwa kemenangan tersebut diboyong kembali oleh seniman yang sebelumnya menjuarai UOB Painting of the Year 2011 lalu.

Lewat karya bertajuk Right or Wrong My Home, atau yang diartikan sebagai Benar atau Salah tetap Rumah Saya, Gatot unggul di antara tiga finalis lain pada kategori Seniman Profesional. Karya ini diakui Gatot sebagai akumulasi yang dirasakan secara empirik dari berbagai kejadian yang terjadi di Indonesia.

“Saya melihat keunikan Indonesia, banyak caption di sosial media ‘hanya ada di Indonesia’. Seperti kejadian bom teror di Thamrin, suasananya mencekam tapi orang pada santai saja, ada yang jualan minuman dan lain-lain. Sangat mengerikan, sangat menakutkan, tapi tidak peduli kita. Itulah Indonesia.”

Diakui seniman berusia 36 tahun tersebut, ketidakpedulian masyarakat Indonesia  pada kejadian teror di kawasan Thamrin lalu bukanlah bentuk antipati  melainkan karena memiliki mental yang kuat. Alhasil, cara penyampaian yang jenaka dari seorang Gatot dituangkan ke atas media kayu lewat rupa kehidupan kota; yang meskipun ruwet, namun tetap dihuni masyarakat beserta kesehariannya. Seolah-olah ingin berkata, “meski serbasemrawut, tetap lebih nyaman rumah sendiri.”

Detil karya Gatot Indrajati yang juarai UOB Painting of the Year 2016
Detil karya Gatot Indrajati yang juarai UOB Painting of the Year 2016

Kepekaan Gatot Indrajati dalam mengambil ide inilah yang berhasil memboyong hati para juri yang berpatok pada kata kunci “sensibilitas” di tahun ini. Hal tersebut dilakukan juri untuk menilai sejauh mana seorang seniman mampu mengekspresikan gagasan artistiknya secara luwes dan cerdas.

Selain Gatot Indrajati, tiga seniman di kategori Seniman Profesional juga dinobatkan sebagai pemenang, yakni Hono Sun (Golden Award), Catur Bina Prasetyo (Silver Award), dan Hudi Alfa (Bronze Award). Sedangkan untuk kategori Seniman Pendatang Baru dimenangkan oleh Ignasius Dicky Takndare lewat judul karya yang dalam bahasa Papua Khanikla Mey Moyo Yarate Ate (Mereka Telah Mengambil Punya Kami). Diikuti dengan pendatang baru lainnya, yakni Henryette Louise YT, Agustan, dan Diana Puspita Putri.

Kompetisi yang melibatkan Agung Hujatnikajennong, Kuss Indarto, dan Heri Dono sebagai dewan juri, selanjutnya akan membawa karya Gatot dalam kompetisi tingkat regional di UOB Southeast Asian Painting of the Year dan memberi kesempatan untuk memperoleh program satu bulan residensi di Fukuoka Asian Art Museum.