British Council untuk kedua kalinya menggelar UK/ID Festival. Mengambil tema “Come Together”, festival kali ini berlangsung pada 17 – 22 Oktober 2017 di The Establishment, SCBD, Jakarta.
“Come Together” memiliki esensi tentang dialog dan kemauan memahami perbedaan sekaligus merayakan keberagaman manusia dan budaya Inggris-Indonesia, serta menampilkan potensi kreatif kaum difabel.
Festival tahun ini akan menampilkan pameran visual instalasi seni, pementasan karya seni, konser musik, pemutaran film, lokakarya, dan diskusi panel. Tak kurang 32 seniman dan organisasi seni asal Indonesia serta 22 seniman asal Inggris akan terlibat.
Dalam setahun terakhir, para seniman Inggris dan Indonesia itu saling belajar, bertukar ide kreatif, serta berkolaborasi. Mereka menggali berbagai tema sambil bekerja dengan seniman lain, kurator, dan masyarakat setempat dengan menggunakan berbagai media, mulai dari patung hingga instalasi video dan suara, menggunakan teknologi baru dan eksperimental.
Proses kolaborasi kreatif tersebut yang ditampilkan dalam UK/ID Festival yang membawa semangat tentang seberapa luas dan beragamnya cara Inggris dan Indonesia bekerja sama.
Direktur Seni dan Industri Kreatif British Council di Indonesia Adam Pushkin saat jumpa wartawan pada 4 Oktober 2017 di Jakarta, menjelaskan organisasi seni dijaring lewat open call yang disiarkan di website dan media sosial British Council selain yang sudah ikut dalam gelaran pertama. Organisasi inilah yang merekomendasikan seniman yang ikut menampilkan karyanya.
Berbagai perbedaan dan kesulitan, sekaligus berbagai hal mengejutkan bahwa ternyata mereka bisa menemukan kesamaan meski berjarak 11.000 kilometer diungkap dalam pameran “First Dates”. Misalnya lewat karya Water – Connection oleh kolaborasi Various Artists (ID) dan Fact (UK), Kalpataru – The Tree of Life oleh Uncle Twis (ID) dan Cryptic (UK), What Makes You Who You Are oleh Caglar Kimyoncu (UK) dan Padepokan Seni Bagong Kussudiharjo (ID), serta On Caping oleh Auto Italia (UK) dan Cemeti – Institute untuk Seni dan Masyarakat (ID).
Karya seniman difabel dapat dinikmati lewat lukisan tiga dimensi berjudul Empathy Zone dan Bioskop Bisik, latihan tari inklusif, pameran dan terapi seni bersama Han Madness, puisi oleh Khairani Barokka, serta pertunjukan oleh Candodance dan Adrian Yunan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Ditjen Kebudayaan mendukung residensi seniman dengan membiayai produksinya. Kasubdit Diplomasi Budaya Luar Negeri Ahmad Mahendra berujar, “Karena ini peluang bagi seniman kita agar lebih terekspos dan dapat bekerja sama dengan seniman asal Inggris, negara yang industri kreatifnya diakui dunia.”
“Kami memberi peluang bagi kegiatan yang sudah diiniasi komunitas, apa lagi yang bertujuan meningkatkan seni kontemporer yang menjadi tren dunia,” lanjut Mahendra.
Pembuka festival ditandai dengan pemutaran perdana film England is Mine (2017) di Indonesia. Film yang disutradarai Mark Gill ini menceritakan masa awal karier Morrissey sebelum dia membentuk grup musik The Smiths. Kegiatan tersebut akan dilanjutkan penampilan kolaboratif musisi musik elektronik asal London Chloe Martini dengan penyanyi Indonesia Neonomora.
Film Alfred Hitchcock akan diputar juga, berjudul The Lodger (1927) yang akan direspons dengan penampilan live scoring oleh Sjuman School of Music. Sedangkan film A Distant Echo (2016) karya George Clark akan direspons oleh grup rock keramik asal Jatiwangi Hanyaterra.
Akan ada diskusi Frequency Factory volume 13 yang membedah lanskap musik elektronik di Indonesia dan Inggris, diikuti pemutaran film Northern Disco Lights (2017) bersama Double Deer.
Ismaya Live yang merupakan mitra UK/ID Festival akan menampilkan penyanyi Dan Croll asal Inggris, kolaborasi MC Afrikan Boy bersama bintang tamu dari Indonesia, serta pertunjukan Direct Action, Thomas Bullock, dan DJ Paranoid London.
Selain itu peradaban Dayak Iban dalam kolaborasi Cooking Section (UK) dengan OK.Video dan Rahung Nasution (ID) akan berbicara tentang warisan kuliner masyarakat Dayak Iban dan bagaimana mereka mengimplementasikannya untuk sebuah “seni penampilan bersantap” di Jakarta.
British Council adalah organisasi internasional asal Inggris untuk hubungan budaya dan kesempatan pendidikan. Festival UK/ID 2017 adalah bagian dari program UK/Indonesia 2016-2018 yang diluncurkan bersamaan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Inggris pada April 2016.
Program ini bertujuan membangun hubungan kreatif lewat residensi, kegiatan berjejaring, kunjungan budaya, serta proyek kolaborasi yang dilaksanakan sepanjang tahun. Paralel dengan UK/ID Festival 2017, akan digelar Pekan Budaya Inggris di Gandaria City, Jakarta pada tanggal yang sama.