10299697_1503273719885637_845648332_n
Konferensi pers Bazaar Art Jakarta (ki-ka) Enin Supriyanto (kurator), Leo Silitonga (pemilik galeri Umah Seni), Dedy Koswara (Marketing Communication MRA), Ria Lirungan (pemimpin redaksi Harper’s Bazaar Indonesia)

Dunia seni rupa Indonesia kembali diramaikan oleh kehadiran pasar seni rupa. Bazaar Art Jakarta adalah salah satu pasar seni rupa yang rutin diadakan selain ART|JOG saat ini. Diadakan setiap tahun oleh majalah gaya hidup Harper’s Bazaar Indonesia, yang diterbitkan oleh MRA Printed Media sejak 2009, Bazaar Art Jakarta rutin diselenggarakan di mal Pasific Place. Lokasinya mengingatkan kita akan Art Stage di Singapura yang juga berada di pusat perbelanjaan Marina Bay Sands, sekaligus menyiratkan keinginan untuk merengkuh publik yang lebih luas lagi.

Tahun ini Bazaar Art Jakarta diadakan pada 17–20 Juli. Berbeda dengan tahun lalu, jumlah galeri yang ikut serta pada 2014 ini jauh lebih banyak. Pada 2013 lalu, hanya ada 10 galeri peserta. Jauh lebih sedikit, bahkan dibandingkan tahun sebelumnya—25 galeri pada 2011 dan 19 galeri pada 2012.

10326542_1443882792526035_1173723807_nOleh karena itu, untuk menyiapkan Bazaar Art Jakarta 2014, tim penyelenggara bekerja sama dengan Jakarta Art Consultancy, yang diketuai oleh pemilik galeri Umah Seni, Leo Silitonga. Selain Leo, terdapat pula para pemilik galeri dan kolektor: Helen Koeswoyo, Paulus Sutrisno, Wendy Irwan, Sunarto Tinow, Lina Koswara; serta kurator Enin Supriyanto. Bazaar Art Jakarta 2014 merupakan proyek mereka yang pertama.

Jika sebelumnya tidak ada galeri internasional, tahun ini sebanyak 17 galeri internasional berpartisipasi. Mereka berasal dari berbagai negara dari Asia dan Eropa. Selain itu, ada 15 galeri Indonesia yang bergabung—lebih banyak dibandingkan pada 2013 yang berjumlah 10 galeri. Beberapa galeri yang tidak ikut berpartisipasi pada 2013 kembali hadir, termasuk galeri-galeri yang tergabung dalam Asosiasi Galeri Seni Rupa Indonesia (AGSI), seperti Edwin’s Gallery, Galeri Canna, Nadi Gallery, dan Semarang Contemporary Art Gallery.

Tahun ini, acara dimeriahkan oleh penampilan Wayang Bocor pada 18 Juli, yang menampilkan karakter wayang dari gambar-gambar Eko Nugroho. Wayang Bocor juga menampilkan Ki Catur Kuncoro, yang juga menggawangi Wayang Hip-Hop dan pernah tampil di Bazaar Art Jakarta 2012. Selain itu, Papermoon Puppet Theater tampil pada 19 Juli dengan judul Dia dan Rahasia-Rahasia dalam hidupnya. Penampilan teater boneka yang didirikan oleh Maria Tri Sulistyani dan Iwan Effendi ini menceritakan seseorang yang berbeda secara fisik namun gemar menyimpan benda-benda kenangan yang dibuang orang.

10358266_1424713587801713_1389606968_n
“The Great Wall Reflection” by Agus Cahya dari Emmitan CA Gallery

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Bazaar Art Jakarta diadakan bersamaan dengan pameran perabotan dan interior Casa by Bravacasa, yang juga diselenggarakan oleh MRA Printed Media. Selain itu, Bazaar Art masih mengadakan acara rutinnya: lelang karya seni, Kids Art, dan Talk Art. Ada tiga Art Talk. Pertama, oleh Asosiasi Galeri Seni Rupa Indonesia. Kedua oleh Daisuke Miyatsu, kolektor dari Jepang, yang membicarakan bagaimana mengoleksi karya seni dengan kemampuan finansial terbatas. Art Talk terakhir, yang bertema Contemporary Art: The Next Big Thing?, menghadirkan June Yap, kurator independen seni kontemporer asal Singapura; Dr. Thomas Berghuis, kurator spesialisasi Chinese Art dari Museum Guggenheim New York; dan Hammed Nasar, dari Asia Art Archive di Hong Kong.

Selain itu, acara lelang amal dipandu oleh Ibu Charmie Hamami dari Christie’s Auction House. Lelang ini akan menampilkan lima koper Rimowa yang sudah dilukis oleh lima seniman, yaitu Darbotz, Eddie Harra, Kemal Ezedine, Oky Rey Montha, dan Syaiful A. Garibaldi.