Karya The Last Words of Marcus Aurelius ditemukan kembali dan kini dipamerkan di Santa Barbara Museum of Art.
Los Angeles Times/Dewi Ria Utari
Hilang dan ditemukannya sebuah karya seni sering mewarnai cerita-cerita di dunia seni rupa. Terutama ketika berkaitan dengan karya seni yang masterpiece dan bersejarah. Bahkan sering kali, karya seni tersebut berada di sebuah tempat yang tidak banyak orang mengetahui bahwa benda tersebut merupakan mahakarya bersejarah. Inilah yang terjadi di Santa Barbara, Amerika Serikat.
Seperti yang dilansir LA Times, sebuah lukisan karya Eugene Delacroix (1798-1863) muncul dari sebuah koleksi pribadi dari Van Asch van Wyck Trust. Oleh Eik Kahng, seorang kurator dari Santa Barbara Museum of Art, yang mengidentifikasi lukisan ini, kemudian terdorong untuk mengadakan pameran Delacroix and the Matter of Finish, yang memperlihatkan pada banyaknya pandangan tentang seniman kontroversial ini yang menilai bahwa kanvas-kanvasnya tampak tidak selesai.
Persentasi pameran ini sederhana, dengan hanya menyajikan 22 lukisan karya Delacroix dan lima tambahan karya dari para pelajar, plus sejumlah drawing dan print. Lukisan yang ditemukan ini berjudul The Last Words of Marcus Aurelius yang menggambarkan filsuf tersebut dalam kondisi sakit, tubuh pucatnya dikelilingi anak lelakinya dan para pengikutnya.
Karya itu, sebuah versi ikonik dari seniman yang terkenal dengan karya Liberty Leading the People dan Death of Sardanapalus, semula muncul dalam koleksi pribadi Van Asch van Wyck Trust sebelum kurator Eik Kahng menemukannya dan segera memindahkannya ke Santa Barbara Museum of Art.
“Kurangnya ciri khas di lukisan itu merupakan hal yang umum di antara karya-karya Delacroix. Seniman ini bahkan sering mempertahankan lukisan-lukisan berharga di studio, untuk dijadikan referensi atau diberikan sebagai hadiah kepada teman,” ujar Kahng tentang lukisan ini yang dulunya merupakan koleksi Museum of Fine Arts di Lyon, Prancis.