Pasar seni dunia saat ini dikuasai Tiongkok dan disusul negara-negara Barat. Indonesia masih belum dapat menempatkan diri dalam daftar tersebut.
Pasar seni kembali tumbuh di tahun 2017. Setelah dua tahun sebelumnya mengalami penurunan, yakni -10% di 2015 dan -23% di 2016, lelang seni global mengalami turnover, naik hingga +20%. Perkembangan yang signifikan ini didapat dari gabungan pasar seni Tiongkok dan Barat.
Baca juga 10 Lukisan Termahal Dunia 2017
Hasil tersebut dianggap sebagai peristiwa puncak tahun 2017, ketika pasar seni secara perlahan mendapatkan kembali kepercayaan dirinya. Bukan hanya untuk segmen kelas atas, tapi juga segmen semua harga, serta pasar seni secara keseluruhan.
Kenaikan 9% pada paruh pertama 2017 itu mengakhiri empat semester negatif di pasar seni global. Perubahan tersebut umumnya disumbang AS (+27%) dan Inggris (+13%).
Tiongkok, dalam hal ini, masih mengalami penurunan -8% pada paruh pertama, tapi dapat ditutupi oleh hasil yang luar biasa pada paruh kedua 2017.
Lima pasar seni terbesar dunia yang mencatat pertumbuhan penting pada paruh kedua 2017:
- Tiongkok: +20%
- Amerika Serikat: +53%
- Inggris: +26%
- Prancis: +48%
- Jerman: +18%
Tiongkok di Depan, AS Tertinggal
Tahun ini, Tiongkok (US$5,1 miliar) masih mengungguli Amerika Serikat (US$5 miliar), walau tipis. Artinya, persaingan antara dua kekuatan di pasar seni tersebut tak pernah seketat sekarang.
Keduanya beroperasi dengan cara berbeda. Pasar Tiongkok punya 280 ribu lot yang ditawarkan untuk dijual, namun hanya 32% yang mendapatkan pembeli. Sementara itu pasar AS mencatatkan salah satu angka penjualan tertinggi, yakni 75%, angka ini di atas rata-rata di Barat yang 66%.
Hasil dari dua negara tersebut nyaris serupa, yakni 89.400 lot terjual di Tiongkok versus 82.000 di AS. AS terdongkrak +9% karena penjualan Salvator Mundi karya Leonardo da Vinci di Christie’s New York.
Perkembangan Turnover Lelang Seni di Tiongkok dan AS
Dua negara utama pasar seni dunia mencatatkan lelang bersejarah tahun 2017. Pada 17 Desember 2017, di Poly International di Beijing, Twelve Landscapes (山水十二条屏, 1925) karya maestro Qi Baishi terjual US$140 juta, rekor baru untuk karya seni di Asia. Tiongkok akhirnya masuk 10 teratas negara dengan hasil lelang tertinggi di dunia.
Sebelumnya, pada 2011, Eagle Standing on Pine Tree; Four-Character Couplet in Seal Script (1946) juga karya Qi Baishi, terjual US$66 juta.
Baca juga 10 Karya Old Master Indonesia Termahal 2017
Hasil penjualan Salvator Mundi karya Da Vinci pada 2017 sebesar US$450 juta menyumbang 9% dari pasar AS (dan 3% turnover global). Rekor ini jelas mendongkrak turnover AS seperti yang dihasilkan lukisan karya Jean-Michel BASQUIAT, Untitled (1982), pada Mei 2017 sebesar US$110 juta.
Perkembangan pasar Amerika terutama didasarkan pada semakin banyaknya transaksi. Pada 2017, jumlah karya seni yang terjual di AS naik +13% sebesar 82 ribu karya, dua kali lipat dari total 10 tahun terakhir.
Baca juga 10 Lukisan Old Master Indonesia Termahal Sepanjang Masa
Jauh di belakang AS, pasar seni Prancis tak kurang mengesankannya, yakni naik 35% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan yang kuat dari pasar Prancis bukan didapat dari volume penjualan yang tinggi (transaksi masih di 69.300 karya), melainkan kualitas yang tinggi.
Rumah-rumah lelang utama Paris lebih banyak menjual karya dengan kualitas museum dibanding sebelumnya. Threshold jutaan dolar sudah 79 kali ditabrak, dengan hasil melebihi US$10 juta, hingga puncaknya di angka US$29,5 sebagai hasil lelang seni terbaik di Prancis sejak 2010. (Sumber: artprice.com)