Lukisan kastil Neuschwanstein, Bavaria karya Hitler
Lukisan kastil Neuschwanstein, Bavaria karya Hitler

Empat belas lukisan dan gambar karya Adolf Hitler menghasilkan total EUR 391 ribu atau sekitar Rp 5,87 miliar di Balai Lelang Weidler, Nuremberg, Jerman pada Sabtu, 20 Juni 2015 lalu. Lukisan pemandangan kastil Neuschwanstein, Bavaria yang terkenal terjual dengan harga tertinggi, yakni EUR 100 ribu  (Rp 1,5 miliar). Sementara itu, lukisan bunga anyelirnya terjual dengan harga EUR 73 ribu (Rp 1,09 miliar).Lukisan dan gambar karya Hitler lainnya dibuat antara tahun 1904-1922, dan kebanyakan bertanda tangan ‘A Hitler’,  termasuk beragam pemandangan dan gedung di Vienna, gambar kota Praha di balik kabut, dan sesosok wanita telanjang.

Pada bulan November 2014, Weidler juga menjual lukisan Munich Register Office karya Hitler seharga EUR 130 ribu (Rp 1,95 miliar). Harga yang cukup tinggi ini dikarenakan bukti penjualan awal orisinil yang disertakan bersama lukisan. Sementara itu pada 2009, Balai Lelang Mullock di Shropshire berhasil menjual 15 lukisan Hitler dengan total sekitar 97 ribu Poundsterling.

Hitler muda mencoba belajar seni  pada awal abad ke 20 di Vienna, kota pelukis kenamaan Klimt dan Schiele. Ditolak di Academy of Fine Arts Austria yang bergengsi, ia pun menjual lukisan topografi pemandangan untuk menyambung hidup di Vienna dan Munich. Lukisan-lukisan ini, diakui pada ahli, tidak istimewa dan tidak memiliki kepribadian. Namun dengan tujuh huruf yang berbaris rapi di sudut kiri lukisan membentuk namanya, karya seni Hitler mampu  terjual dengan harga layaknya karya masterpiece.

Nama Hitler yang dibubuhkan di bawah lukisan-lukisannya
Nama Hitler yang dibubuhkan di bawah lukisan-lukisannya

“Karena Hitler tidak memiliki gayanya sendiri sebagai seorang pelukis, dan secara umum hanya menyalin, sangat sulit untuk memastikan mana yang buat Hitler,” ujar Birgit Schwarz, sejarawan seni Vienna pada Die Welt. Keberadaan lukisan tiruan ini nyatanya tidak mengurangi minat para kolektor untuk mengoleksi karya seni sang Fuhrer.

Menurut Balai Lelang Weidler,  para penawar merupakan investor dari Tiongkok, Prancis, Brazil, Jerman, dan Uni Emirat Arab. “Para kolektor ini tidak memiliki spesialisasi dalam lukisan, namun mereka tertarik pada seni bernilai tinggi,” ujar Kathrin Weidler pada The Washington Post.

Balai Lelang Weidler sebelumnya telah menahan penjualan lukisan Hitler secara terang-terangan, dengan menyebutnya sebagai dokumen sejarah untuk mengurangi gaung kontroversi sosok Hitler sebagai pelaku pembantaian jutaan nyawa di era Nazi. Tidak ada hukum terhadap penjualan karya seni karya Hitler di Jerman selama tidak menampilkan simbol Nazi dalam bentuk apapun, namun sejumlah media mempertanyakan moral atas dilaksanakannya lelang karya seni Hitler. Arsip pemerintah Bavaria, yang memiliki beberapa karya Hitler, memiliki peraturan untuk tidak membeli karya tersebut, namun menerimanya sebagai donasi untuk menguranginya dari peredaran.

Kepala Balai Lelang Weidler, Herbert Weidler, berjanji untuk memberi sebagian hasil penjualan lukisan Hitler untuk amal. Ia mengatakan, bila tidak ada yang menerima penawaran tersebut, maka uang tersebut akan diberikan pada komunitas pelestarian lokal Altstadtfreunde Nürnberg. Sementara itu, Kepala Altstadtfreunde Nürnberg Karl-Heinz Enderle, mengaku terkejut mendengar kemungkinan ini, dan mengatakan pada media lokal bahwa ia tidak berniat menerimanya.