Atas (Ki-Ka) : Rinaldi Yunardi, Bernhard Kammerlohr, Hafiz Rancajele, Tisna Sanjaya Bawah (Ki-Ka) Joshua Simanjuntak, Angela Ciobanu, Sekaraya Hadiprana Surjaudaja, Diana Nazir

Indonesia Contemporary Art and Design memasuki usia ke-sepuluh penyelenggaraannya. ICAD adalah ekshibisi pertama dan satu-satunya yang memprakarsai kolaborasi antara desain, seni, teknologi, hiburan, dan industri perhotelan yang melibatkan desainer interior, desainer grafis, fotografer, videografer, penulis, pelukis, pematung, pembuat film, dan banyak pelaku kreatif lainnya. ICAD edisi kali ini digelar di hotel grandkemang Jakarta dan akan berlangsung dari 16 Oktober hingga 24 November 2019.

ICAD 2019
ICAD 2019 (doc : oka)
Kepala Bekraf Triawan Munaf membuka Opening Night ICAD 2019 dengan pantun
Kepala Bekraf Triawan Munaf membuka Opening Night ICAD 2019 dengan pantun (doc:oka)

Tahun ini gelaran ICAD hadir dengan konsep berbeda. Setelah melalui penelusuran proses berkarya para seniman, tahun ini ICAD menampilkan karya-karya visual yang menggambarkan pemetaan pemikiran atau mind mapping 10 orang maestro dari berbagai bidang, dimana kurator Hafiz Rancajele menggali peta berpikir dan latar belakang seniman-seniman yang mempunyai kontribusi besar dalam perkembangan seni dan desain kontemporer Indonesia dalam kurun waktu dua puluh tahun terakhir.

Ke-sepuluh maestro tersebut adalah :

Adi Purnomo (Arsitek – Jakarta) | Agus Suwage (Perupa – Yogyakarta) | Nirwan Dewanto (Sastrawan – Jakarta) | Dolorosa Sinaga (Perupa – Jakarta) | Hadiprana (Desainer Interior – Jakarta) | F.X. Harsono (Perupa – Yogyakarta/Jakarta) | Hardiman Radjab (Perupa – Jakarta) | Rinaldy Yuniardi (Desainer Fashion – Jakarta) | Syahrizal Pahlevi (Perupa – Yogyakarta) | Tisna Sanjaya (Perupa – Bandung)

Terlebih lagi, juga ditampilkan karya-karya seniman dan desainer muda yang dianggap penting terhadap perkembangan desain dan seni kontemporer di Indonesia, seperti Danny Wicaksono (Arsitek – Jakarta), Denny Priyatna (Desainer Produk – Jakarta), Mulyana (Perupa – Yogyakarta), dan Yaya Sung (Perupa – Jakarta).

Tisna Sanjaya doc : oka)
Tisna Sanjaya doc : oka)
Desainer Rinaldy Yunardi dan karya instalasi headpiecenya berjudul
Desainer Rinaldy Yunardi dan karya instalasi headpiecenya berjudul “What’s in my mind” (doc:oka)
Sekaraya Hadiprana
Sekaraya Hadiprana

Yang hadir berbeda lainnya, tahun ini ICAD membuka “Open Submission”. Dari sekian banyak konsep yang mendaftar, pada akhirnya terpilih 8 pelaku kreatif untuk menampilkan karyanya di ICAD 2019. ICAD edisi kali ini juga menghadirkan sejumlah karya “Special Appearance”, salah satunya adalah karya Angela Ciobanu, desainer perhiasan asal Rumania.

Dalam konferensi pers, Diana Nazir selaku ketua penyelenggara ICAD 2019 mengungkapkan ambisi ICAD ke depan sebagai sebuah acara seni berstandard internasional yang akan menjadi rujukan dunia internasional. Konferensi pers ICAD 2019 juga dihadiri oleh Joshua Simanjuntak (Deputi Pemasaran Bekraf), Rinaldi Yunardi (Fashion Designer), Bernhard Kammerlohr (GM grandkemang Jakarta), Diana Nazir (Yayasan Desain+Art Indonesia), Haifz Rancajele (Kurator Pameran), Tisna Sanjaya (Seniman), Sekaraya Hadiprana dan Angela Ciobanu.

Para seniman yang terlibat berfoto bersama
Para seniman yang terlibat berfoto bersama (doc:oka)

Selain itu, ICAD 2019 juga akan diisi dengan rangkaian kegiatan yang akan menginspirasi dan mendekatkan seni kepada publik. Akan ada tiga konvensi tentang desain, seni, dan film, yang akan menampilkan pembicara berkelas internasional diantara lain Giorgio Borruso (Arsitek Italia), Ella Ritchie (Intoart), dan Kimberly James (HBO Asia). Konvensi Desain merupakan kerjasama dengan Istituto Italiano di Cultura dan Ikatan Arsitek Indonesia Jakarta. Konvensi Seni bekerjasama dengan British Council dan Koalisi Seni, sementara Konvensi Film bekerjasama dengan Motion Picture Association (MPA) dan Asosiasi Produser Film Indonesia (APROFI).

ICAD diadakan setiap tahun untuk mengeksplorasi kekayaan dan kearifan lokal Indonesia dengan pendekatan secara kontemporer. Sepanjang perjalanannya, ICAD telah menjadi platform berskala besar untuk mempromosikan desain dan seni kontemporer Indonesia.