10. Kristoporus Primeloka

Arsitek lulusan Universitas Soegijapranata Semarang ini sudah lima tahun lebih bekerja di Akanoma. Dia arsitek senior di Akanoma, juga menjadi wakil Akanoma dalam pameran Tropicality: Revisited di DAM (Frankfurt) ketika Indonesia menjadi Guest of Honor tahun 2015.
Kristo aktif dalam penulisan arsitektur dan aktivisme kampung kota. Saat ini dia menjadi kordinator ASF (Architecture Sans Frontieres) Bandung yang banyak bergerak di pendampingan dan eksekusi desain untuk kaum marjinal.
Karya-karya Kristo bersama ASF bisa dilihat di Co-housing di Kampung Tongkol, pameran Indonesia Land di Selasar Sunaryo, dan PAUD Tasik yang sedang dalam proses konstruksi.
Baca juga Jalan Terjal Kampung Vertikal
Karya-karya Kristo bersama Akanoma banyak dilihat di rumah-rumah tinggal yang kaya eksperimen desain. Dua karya terbaru adalah Rumah Lengkung (2016) di Jatimurni, Bekasi dan Rumop (2017) di Bengkulu.
RUMOP (akronim dari nama istri dan suami pemilik) merupakan rumah dinas karyawan di dalam kompleks perkebunan sawit di Bengkulu Utara. Rumah ini direnovasi Studio Akanoma.

Keunikan Rumop adalah adanya rumah di dalam rumah. Kamar tidur utama, kamar anak, serta kamar mandi utama menjadi satu “rumah” kecil. Sedangkan ruang-ruang lain digunakan untuk kegiatan bersama, seperti perpustakaan yang dibuka untuk umum, dapur untuk memasak paguyuban ibu-ibu, ruang keluarga yang disulap menjadi arena pingpong, teras balkon untuk nonton bareng, dan satu kamar tidur untuk tamu.
Sistem pengolahan limbah rumah dan sistem pemanen air hujan (juga nanti pengelolaan sampah) diaplikasikan di dalam rumah ini sebagai media belajar bagi pengunjung.