Mengambil tajuk “KARYAWISATA”, sebuah pameran dengan pendekatan unik digelar di Jogja Contemporary, 12-24 April 2015. Enam orang seniman muda Bandung; Aulia Yeru, Eldwin Pradipta, Irfan Hendrian, Nomas Kurnia, Theo Frids Hutabarat, dan Zaldy Armansyah, melakukan kunjungan belajar kepada enam seniman senior Yogyakarta. Enam seniman senior tersebut adalah Eko Prawoto, Jumaldi Alfi, A.T. Sitompul, Jompet Kuswidananto, Joko Pinurbo, Uji “Hahan” Handoko.
Chabib Duta Hapsoro, selaku kurator pameran, mengatakan bahwa awalnya pameran ini diadakan sebagai pameran survey semata, namun setelah dirundingkan kembali, muncul ide untuk melibatkan seniman senior Yogyakarta yang menjadi referensi keenam seniman tersebut. “Awalnya hanya mau membuat pameran survey untuk melihat kecenderungan artistik seniman-seniman muda Bandung saat ini. Kemudian, muncul ide untuk membawa pameran ini lebih jauh lagi yaitu dengan melakukan karyawisata belajar berupa kunjungan kepada seniman-seniman senior yang menjadi referensi mereka,” ujar Chabib.
Seniman-seniman muda tersebut diberi kebebasan memlih ingin mengunjungi siapa dan mempelajari apa. Misalnya, Chabib menerangkan dalam rilis pameran, Theo Frids Hutabarat melakukan studi dengan melakukan wawancara khusus dengan Jumaldi Alfi dalam pengayaan praktik melukis dan perspektif otentik Alfi mengenai lukisan kontemporer. Dengan Jompet Kuswidananto, secara intensif Eldwin Pradipta melakukan studi mengenai praktik riset dalam penciptaan karya seni rupa. Nomas Kurnia melakukan sesi pengayaan khusus dengan Uji ‘Hahan’ Handoko pada praktik branding dalam seni rupa kontemporer Indonesia. Irfan Hendrian menimba ilmu A.T. Sitompul dalam konteks revitalisasi dan urgensi seni rupa abstrak. Menemui Eko Prawoto, Aulia Yeru memperdalam pemahamannya mengenai konsep ruang dan keruangan. Zaldy Armansyah belajar kepada sastrawan Joko Pinurbo untuk lebih mengerti persoalan struktur dan makna dalam karya seni.
Proses ini memang memakan waktu. Terbukti sejak proses karyawisata dimulai di akhir November 2014, pameran tersebut baru terselenggara April tahun ini. Frekuensi kunjungan tiap seniman juga berbeda-beda. Chabib menceritakan, ada seniman yang hanya sekali berkunjung, ada juga yang beberapa kali datang. Namun, tentunya waktu yang cukup tersebut tidak terbuang percuma. Sekitar delapan puluh karya baru buatan tahun 2015 siap ditampilkan di pameran ini.