Asosiasi Galeri Seni Rupa Indonesia (AGSI) bekerjasama dengan Apartemen Saumata mengadakan “AGSI Pop-Up Fair @Saumata” di Function Hall – Apartemen Saumata, Alam Sutera, Tangerang Selatan, 25 November sampai 10 Desember 2017.
Acara yang menggabungkan seni rupa dan desain ini bertujuan memperkenalkan dan mendekatkan seni ke masyarakat luas, selain wadah bertemunya para pencinta seni rupa, arsitektur, dan fashion.
Baca juga Saumata Lintaskan Wastra
Karya-karya kontemporer dari enam anggota AGSI ditampilkan, yakni dari Andi’s Gallery, Art:1 Gallery, Can’s Gallery, Edwin’s Gallery, Puri Art Gallery, dan Vivi Yip Art Room.
Andi’s Gallery menghadirkan, antara lain karya Redi Rahardian (Seri 8) dan Syaiful A. Rachman (Mother Teresa), Art:1 Gallery dengan karya Choi Nari (Day Break) dan Sunghoon Kang (The Wind Panda), serta Can’s Gallery diwakili karya Wisnu Auri (I Am Just Doing Aesthetic series).
Edwin’s Gallery menampilkan di antaranya karya Edi Sunaryo (Tato) dan Tomohiro Inaba (Uncounted Stars series), Puri Art Gallery hadirkan karya Joni Ramlan (Two People in Love) dan Yoga Mahendra (I Stay), serta Vivi Yip Art Room dengan karya Patrick Owen (Fable).
Baca juga Seni Pembebasan Semsar Siahaan
Sekadar informasi, karya Syaiful A. Rachman, Mother Teresa dan Jump, yang dibuat dari “kumpulan manusia” telah menarik perhatian banyak pengunjung saat dipamerkan di Art Stage, Agustus 2017.
Seri I Am Just Doing Aesthetic keseluruhannya ada 20 karya, diselesaikan Wisnu Auri pada 2015. Seri ini pernah dipamerkan di Element Art Space, Singapura bertajuk “I Am Just Doing Aesthetic” pada 2015. Wisnu Auri adalah seniman kelahiran Yogyakarta, 1981 dan berkarya di Yogyakarta.
“’AGSI Pop-Up Fair @Saumata’ merupakan bentuk upaya mempromosikan seni rupa ke masyarakat, bahwa karya seni bukan hanya dapat dijumpai di galeri-galeri, melainkan juga di apartemen,” ujar Edwin Raharjo, pemilik Edwin’s Gallery yang juga ketua AGSI saat pembukaan pameran.
Saumata adalah apartemen premium yang mengutamakan estetika, berada di Alam Sutera, Tangerang Selatan. Saat ini baru rampung satu tower dari empat tower yang direncanakan. Nama “Saumata” diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti “satu-satunya”, “semata-mata”.
Baca juga Street Stage 2017, Dialog Seni yang Lebih Membumi
Suguhan bidang desain dalam “AGSI Pop-Up Fair @Saumata” berbentuk bazaar karya kreatif dengan konsep desain yang baik, antara lain busana, perhiasan, dan aksesoris. Saat pembukaan pameran digelar juga mini fashion show batik kontemporer koleksi Batik Chic dan karya-karya Amanda Rahardjo yang memiliki potongan asimetris.
Setiap akhir pekan diadakan kegiatan-kegiatan, seperti talkshow, community gathering, dan workshop yang berbeda-beda.
Berikut jadwal kegiatan tiap akhir pekan:
26 November: talkshow bersama Direktur Art:1 New Museum Monica Gunawan dan workshop Painting.
1 Desember: talkshow Pilates World Club oleh Gerson Nakamatsu tentang manfaat pilates.
2 Desember: workshop Pekunden Pottery dan merangkai bunga bersama Arta Fleur.
3 Desember: workshop patung oleh Taufan
9 Desember: peluncuran buku Ary Indria (arsitek Aboday Architecture) dan workshop Linocut oleh Fajar.
10 Desember: workshop ilustrasi fashion dan talkshow Dream Factory tentang pendidikan dan karier di seni rupa dan desain.
“AGSI Pop-Up Fair @Saumata” adalah satu dari banyak bentuk kolaborasi lintas budaya dan lintas disiplin dari pihak yang dulu dianggap bertentangan. Era digital-lah yang memudahkan perupa dan desainer untuk berkarya, bahkan tak jarang saling terinspirasi satu sama lain. Karya-karya kolaborasi tersebut terbukti dapat bersaing di pasar internasional.