Karena tinggi karya tersebut kira-kira setara dengan bangunan dua lantai, jika pengunjung melihat dari lantai 2 atau lebih dari hotel, kepala-kepala tembaga tersebut akan terlihat seperti burung-burung yang tengah terbang melingkari kolam air mancur.
Dari Maret hingga Mei 2017, 11 figur putih perlahan-lahan dibangun di area The Secret Garden di depan Hotel Sheraton Surabaya. Karya seni yang bertajuk Rampak Sekar itu lahir tidak lain dari salah satu seniman wanita yang bergelut di dunia trimatra, yakni Yani Mariani Sastranegara.
Rampak Sekar diciptakan atas permintaan komisi Alex Tedja, pemilik Hotel Sheraton Surabaya, kepada Yani untuk menciptakan sebuah karya patung yang akan berdiri di tengah-tengah air mancur di area The Secret Garden. Yani sebelumnya pernah bekerjasama dengan Alex membuat karya seni di area publik, sehingga ia sudah memahami selera pria yang juga adalah kolektor seni tersebut.
Mengambil jarak 3 meter dari kolam yang berdiameter 17 meter, Rampak Sekar pun dibangun dengan diameter 11 meter dan tinggi 11 meter. Menyamakan dengan dimensi karya, jumlah 11 figur pun Yani pilih. Gestur figur-figur ini terinspirasi upacara Bubuka, dari budaya Sunda, yang merupakan simbol penghormatan tamu. Oleh karena itulah figur-figur ini tampak seperti menari, memberikan pergerakan pada benda diam.
Pada umumnya, “Rampak Sekar” adalah salah satu wujud gerak tari sebagai tanda penerimaan kunjungan dengan suka cita dan penuh syukur. Yani mengartikan kata rampak sebagai “serempak atau bersama-sama”, dan sekar sebagai “suka cita”. Oleh karena itulah, Rampak Sekar artinya bersuka cita bersama-sama, seperti tertera pada penjelasan karya: “Tampilan karya ini mewakili ganti dorongan aspirasi akan lahirnya rasa riang, ringan, segar, ramah, rasa bersyukur, damai dalam kebersamaan, rasa kasih, optimis dalam hidup, dan keberlangsungannya secara inspiratif”.
Selain menyambut para tamu hotel, keindahan Rampak Sekar juga dapat dinikmati dari sisi lain. Karena tinggi karya tersebut kira-kira setara dengan bangunan dua lantai, jika pengunjung melihat dari lantai 2 atau lebih dari hotel, kepala-kepala tembaga tersebut akan terlihat seperti burung-burung yang tengah terbang melingkari kolam air mancur.
Meski proses instalasi hingga hasil akhir berdirinya Rampak Sekar di depan hotel Sheraton Surabaya tersebut dapat dikatakan memuaskan, hal yang disayangkan seniman kelahiran 1955 ini adalah pendirian bangunan kantor dan apartemen di sekitarnya. “Selain tidak kelihatan dari jalanan, Rampak Sekar jadi kurang menonjol di antara gedung-gedung tinggi,” kata Yani.
Yani mengaku tidak mengetahui adanya rencana pembangunan gedung kantor dan apartemen saat menciptakan Rampak Sekar. “Mungkin akhirnya patung itu jadi khusus untuk penghuni dan pengunjung area kompleks tersebut,” tutur Yani.
Walaupun sudah selesai dan berdiri, patung Rampak Sekar ini baru dibuka pada Juli 2017 dalam acara soft opening. Diperkirakan pembukaan resmi Rampak Sekar pada Oktober 2017 bersama dengan selesainya kompleks perkantoran dan apartemen di Tunjungan Plaza 6. Pengunjung juga dapat menyaksikan sistem pencahayaan pada karya yang akan memberikan kesan berbeda jika dilihat saat siang hari.
Artikel Rampak Sekar yang Menyambut Suka Cita dimuat di majalah SARASVATI edisi Juli 2017.