Kincir angin di Skansen Open Air Museum. (Foto: Renjana Widyakirana)

Mendengar Swedia tentunya mengingatkan kita pada rantai toko furnitur IKEA, dan ibukotanya, Stockholm, adalah tempat awal mula dikenalnya kondisi psikologis “Stockholm Syndrome”. Terbentuk dari 14 pulau dan dihubungkan dengan 57 buah jembatan, kota yang menjadi tempat diselenggarakannya pemberian penghargaan nobel ini mendapatkan nama “Beauty on the Water”.

Selain pulau Stadsholmen yang memiliki kota tua terkenal Gamla Stan, dan pulau Skeppsholmen tempat berdirinya museum seni modern dan kontemporer Moderna Museet, salah satu pulau yang terkenal sebagai tempat wisata adalah pulau Djurgården, yang jika diartikan dalam bahasa Inggris adalah “The Game Park”. Di pulau ini terdapat berbagai gedung bersejarah, monumen, museum, dan galeri.

Nordic Museum. (Foto: Renjana Widyakirana)
Nordic Museum. (Foto: Renjana Widyakirana)

Berkenalan dengan Swedia, tentunya perlu mengunjungi Nordiska Museet, atau Nordic Museum. Layaknya sebuah museum nasional, Nordiska Museet menampilkan berbagai pameran mengenai sejarah sosial dan kebudayaan Swedia, dari periode awal modern (sekitar tahun 1520) yang menampilkan informasi mengenai orang asli Swedia, Swedish folk art, tradisi perayaan, hingga periode kontemporer seperti perkembangan desain produk. Pameran-pameran tersebut dilengkapi dengan boneka manusia yang sangat realis, dan juga teknologi interaktif untuk menyampaikan informasi, seperti film dan audio guide. Kebanggaan alam Swedia pun dapat kita alami dengan sebuah virtual reality installation yang terdapat dalam pameran “Nordic Light”.

Salah satu tempat yang wajib dikunjungi di pulau Djurgården adalah Skansen, open air museum pertama di dunia yang didirikan pada tahun 1891. Mungkin istilah “open air museum” kurang familiar untuk kita yang tinggal di Asia. Sesuai dengan arti namanya, Skansen tidak berupa gedung museum, tetapi area besar yang dapat kita jelajahi dengan berjalan kaki. Di dalamnya pengunjung diajak menjelajahi kembali 500 tahun sejarah Swedia melalui 150 gedung tua, dari rumah penduduk, gereja, kincir angin, hingga toko roti yang menjual roti khas Swedia yang baru dipanggang, serta workshops keramik dan gelas yang memungkinkan pengunjung dapat melihat proses pengerjaannya.

Selama menjelajahi Skansen, mungkin pengunjung akan sering bertemu dengan berbagai jenis unggas, seperti ayam dan bebek. Mereka memang dibiarkan lepas karena Skansen juga merupakan rumah untuk berbagai jenis binatang, dari hewan ternak seperti sapi, kuda, dan babi, hingga hewan nordik seperti moose, serigala, beruang, dan lynx.

Untuk pencinta musik pop era 1970-an, ABBA Museum terletak kira-kira 10 menit berjalan kaki dari Skansen. Museum ini tidak hanya menampilkan kostum para personil ABBA, gold records, dan memorabilia, tetapi juga mengajak pengunjung menjadi “personil ke-5 ABBA”. Selain dapat mengenakan kostum khas ABBA, pengunjung juga dapat merasakan pengalaman menyanyi di Polar Studio, tempat merekam lagu-lagu ABBA, hingga “tampil di panggung” bersama dengan hologram personil ABBA.

Interior Vasamuseet. (Foto: Renjana Widyakirana)
Interior Vasamuseet. (Foto: Renjana Widyakirana)

Negara Skandinavia tentunya identik dengan bangsa Viking yang terkenal dengan kapal perangnya. Dalam Vasamuseet, kita dapat menyaksikan kapal perang Vasa yang dibuat pada abad ke-17 dalam keadaan yang cukup bagus. Walaupun tampak gagah, kapal perang yang dilengkapi 64 meriam ini tenggelam saat pelayaran pertamanya di tahun 1628. Ironisnya, kapal yang pembuatannya memakan waktu tiga tahun ini menghabiskan 333 tahun untuk diselamatkan.

Di museum ini pula dijelaskan pembangunan kapal Vasa, hingga kehidupan bangsa Viking dan lingkungannya saat itu. Yang cukup menarik terdapat di basement Vasamuseet, yakni tengkorak orang yang menaiki kapal Vasa. Hasil riset dan analisis dipaparkan bersebelahan dengan tengkorak tersebut, yakni dari jenis kelamin, umur, pekerjaan, hingga kondisi kesehatan dan kemungkinan makanan yang dikonsumsi.

Tidak jauh dari Vasamuseet, terdapat sebuah gedung yang halaman depannya dihiasi pisang-pisang raksasa yang bergantungan dari sebuah pohon rindang. Gedung tersebut tidak lain adalah atraksi untuk anak-anak, Junibacken. Selain berisi berbagai instalasi interaktif yang edukatif, Junibacken juga terkenal sebagai atraksi yang mendedikasikan dirinya untuk literatur anak-anak, terutama oleh Astrid Lindgren, penulis fiksi dan screenplays.

Teks terakhir Astrid yang berjudul The Storybook Journey menjadi atraksi interaktif yang paling terkenal di Junibacken, yakni Story Train. Pengunjung diajak menaiki sebuah kereta kecil yang membawanya ke dunia literatur dalam bentuk instalasi boneka, dilengkapi pencahayaan dan suara yang menceritakan narasi. Di sini kita bertemu tokoh-tokoh dari karya literatur Astrid yang terkenal, seperti Madicken, Karlsson-on-the-Roof, Ronia the Robber’s Daughter, Emil i Lönneberga, dan The Brothers Lionheart. Cerita tokoh-tokoh ini cukup menarik dan di saat yang sama sedikit menyedihkan karena adanya faktor tragedi, berbeda dengan dongeng anak-anak pada umumnya.

Masih ada banyak lagi museum dan atraksi yang terdapat di pulau Djurgården. Contohnya, Gröna Lund, taman hiburan tertua di Swedia yang didirikan pada 1883. Walaupun relatif kecil, taman hiburan ini pernah menjadi tempat konser bintang internasional seperti Bob Marley dan Miyavi.

Artikel Menjelajahi Museum di Pulau Djurgården, Swedia dimuat di majalah SARASVATI edisi Agustus 2017.