“Sekali dalam hidupmu, cobalah mengikuti kata hati, melakukan sesuatu yang berbeda, supaya kalau nanti mati, tidak ada yang kau sesali dalam hidup.”
Tidak persis sama, tetapi kira-kira inilah dialog yang diucapkan Mariana Renata kepada Nicholas Saputra yang menjadi Sukab dalam film Someone’s Wife in The Boat of Someone’s Husband yang diputar di Kenobi Space Kemang, Sabtu (25/11) kemarin.
Someone’s Wife in The Boat of Someone’s Husband adalah film kedelapan yang disutradarai oleh Edwin, peraih Piala Citra untuk kategori Sutradara Terbaik di FFI 2017 untuk film Posesif.
Baca juga Mengaburnya Ingatan
Pada hari itu, ada dua film Edwin yang diputar satu film pendek berjudul Hulahoop Soundings (2008) dan film panjang Someone’s Wife in The Boat of Someone’s Husband (2013). Banyak yang antusias menonton film ini, apalagi setelah film Posesif yang begitu mencuri perhatian dengan temanya yang tak biasa; kekerasan dalam berpacaran.
Someone’s Wife in The Boat of Someone’s Husband mungkin tidak begitu populer bagi penonton umum, namun buat penikmat film-film menentang arus alias anti-mainstream, film ini adalah sebuah keharusan. Bukan cuma soal Edwin yang berada di balik dapur pembuatannya, melainkan fakta kalau film tersebut diadaptasi dari cerpen sastrawan yang mempopulerkan keromantisan senja, siapa lagi kalau bukan Seno Gumira Ajidarma.
Judul aslinya adalah Cinta Di Atas Perahu Cadik yang menjadi Cerpen Kompas Pilihan 2007. Ada beberapa hal yang berubah dalam cerita cerpen ini ketika Edwin mengadaptasinya. Malah Edwin sedikit “bermain-main” dan melakukan pembelokan mengenai setting dan alur cerita.
Baca juga Sketsa yang Berpuisi Seorang Goenawan Mohamad
Sebagai informasi, Cinta Di Atas Perahu Cadik bercerita tentang perselingkuhan antara Sukab dan Hayati yang sama-sama sudah punya pasangan namun kabur dengan menyeberang ke laut lepas menggunakan perahu cadik. Kemudian bercinta dengan serunya di atas perahu yang dihempaskan ombak tersebut.
Pada Someone’s Wife in The Boat of Someone’s Husband, Edwin mengganti alur dengan menjadikan Mariana Renata sebagai perempuan yang terobsesi dengan cerita mengenai perselingkuhan Sukab di sebuah desa di Kepulauan Seram.
Pada sesi diskusi, Edwin sempat bercerita bagaimana ketika proses syuting, penduduk desa dimana mereka melakukan perekaman adegan film jadi merasa kalau cerita tentang perselingkuhan Sukab memang benar-benar terjadi. “Ini cukup unik bagaimana fiksi masuk ke ranah fakta dan diyakini sebagai kejadian nyata,” kata Edwin.
Baca juga Mencari Keadilan Bersama Marlina si Pembunuh
Setelah Someone’s Wife in The Boat of Someone’s Husband, Edwin mau menggarap cerita fiksi lainnya untuk dijadikan film. Dan itu adalah karya Eka Kurniawan berjudul, Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas.
Buat Edwin, buku ini sangat menarik dan dia sudah sangat tidak sabar untuk menjadikannya ke dalam bentuk karya film. Rencana, film ini akan dirilis 2019 dengan Edwin dan Eka Kurniawan bertindak sebagai penulis skenarionya.