"Frangipani" (sumber: Dok. Seven Needles)

Delapan seniman sulam dan kristik menampilkan karya berwarna-warni untuk pameran terbarunya yang bertajuk “Colorful”. Kedelapan seniman tersebut yakni Nunuk Trihadi, Rina Widyawati, Lois Fathiarini, Titis, Wulan Retno, Nur Cahyati, Kristi Harjoseputro, dan Lusia Neti. Para seniman yang tergabung dalam kelompok Seven Needles ini menghelat pameran kesembilannya ini di Tirana House, Yogyakarta, 24 Februari-22 Maret 2016.

Seperti pameran-pameran mereka sebelumnya, kristik ditampilkan dengan karakter dan pattern  yang modern dan lekat dengan anak muda. Sulam pun tak lagi melulu berbicara dalam gaya vintage.  Beragam karya mereka yang terkesan kekinian menampilkan karakter yang unik serta teknik sulam dan kristik campuran yang melekat di setiap penciptanya.

Pembukaan pameran “Colorful” di Tirana House, Yogyakarta, 24 Februari 2016 (sumber: Dok. Tirana House)

 

Di samping bentuk visualnya, karya seniman Seven Needles mampu membawa isu yang sedang hangat saat ini dengan sederhana. Blank Spot (Illegal Logging), misalnya, menyinggung soal penebangan hutan dengan rerimbun pohon dari benang hijau yang dibiarkan kosong di salah satu sudut kain. Sementara itu, karya Frangipani seolah menyoal LGBT yang tengah diperbincangkan, meski di sisi lain tetap terbuka atas bermacam tafsir lain atas sulaman benang warna-warni di kepala enam sosok monokrom tersebut. Dengan  permasalahan yang mereka angkat, karya sulam yang cenderung feminin tak lagi tampil sebagai sekadar dekorasi dan pemanis ruangan.

Seven Needles sendiri terbentuk ketika Kristi Harjaseputro mulai membuka kelas menyulam dengan peserta yang kebanyakan merupakan kenalan dan teman-teman anak perempuannya. Sementara itu, nama ‘Seven Needles’ dipilih Kristi karena menurutnya,  untuk menyulam dengan teknik cross stitch,  embroidery, atau lainnya,  dibutuhkan lebih dari satu jarum. “Di bantalan jarum saya selalu tersedia sekurang-kurangnya tujuh jarum, kadang bahkan lebih, dengan berbagai warna benang yang terurai di ujungnya,” ujar Kristi.

Blank Spot (Illegal Logging)
“Blank Spot (Illegal Logging)” (sumber: Dok. Seven Needles)

Di samping pameran, Seven Needles juga mengadakan lokakarya menyulam di Tirana House dalam dua sesi. Dalam sesi pertama yang akan diadakan pada 6 Maret mendatang, para peserta akan diajari Herry Asuti Imaningsih untuk memadukan teknik sulam sisir dengan sulam benang lainnya.  Sulam sisir merupakan warisan keterampilan tempo dulu yang berbentuk anyaman timbul. Sementara itu di sesi kedua pada 22 Maret 2016, Kristi akan mengajarkan teknik menyulam backstitch, satin stitch, long and short stitch, feston, dan chain stitch.