Nama Roby Dwi Antono, memang masih dikenal sebagai perupa baru. Namun, talenta yang dimiliki oleh perupa muda asal Ambarawa, Semarang ini patut menjadi perhatian para penikmat seni tanah air.
Seniman kelahiran 31 Oktober 1990 silam ini sudah mempunyai kebiasaan menggambar sejak kecil. Ketertarikannya tersebut mengantarkan Roby pada bangku pendidikan menengah kejuruan Grafika dengan peminatan Desain Grafis. Berbekal ilmu dari sekolah tersebut, Roby yang kini juga menjadi seorang ilustrator di Yogyakarta, mengaku proses belajar menjadi seorang pelukis dilakukannya secara otodidak.
Sebagai seorang perupa dengan gaya surealis, Roby sangat terinspirasi oleh karya dari seniman pop surealis ternama, Mark Ryden. “Sejak pertama kali melihat karya Mark Ryden, saya langsung tertarik. Karyanya itu yang California Brown Bear, objeknya beruang coklat yang ada di tengah-tengah hutan pinus. Sejak saat itu, saya semakin cari tahu tentang Ryden dan ternyata emang karyanya menarik, menyimpan banyak teka-teki dan misteri. Dari situ saya semakin terinspirasi dan belajar untuk melukis surealis.” ungkap Roby.
Meskipun sangat terinspirasi oleh karya dari Ryden, Roby yang mulai berkarya sejak tahun 2011 mampu menegaskan ciri khas dalam tiap karyanya, yang tidak hanya berupa lukisan di atas kanvas, namun juga seringkali berupa drawing. Memadukan unsur lembut, cute, sendu, dan seringkali menyelipkan sentuhan macabre, karya-karya Roby sarat akan kesan dramatik, melankolis, dan menimbulkan ironi dari unsur yang bertentangan di dalamnya. Objek yang langganan hadir dalam karya-karya Roby salah satunya adalah kelinci, atau yang disebutnya sebagai kincy. Bukan tanpa sebab, namun kesukaan Roby pada kelinci sudah terbentuk sejak kecil dan menjadikannya sebagai hewan peliharaan. Kelinci seringkali menjadi alterego sang seniman, yang selalu membawa cerita berbeda di tiap karya.
Seperti karya Ballad of a Hero #3 yang menampilkan sosok kelinci berbadan gadis perempuan yang duduk di samping kepala tokoh ranger merah (dari serial Power Ranger). Sang kelinci nampak sedang memangku otak berukuran kecil. Sedangkan di dalam kepala ranger merah terdapat jantung yang berukuran besar. Seperti mengisyaratkan pesan emosi dan perasaan yang mengalahkan logika, Roby melukiskan organ-organ tubuh dengan sangat melankolis. Ikon populer seperti Power Ranger dipadukan dengan gaya vintage sang tokoh kelinci. Sosok menggemaskan dari sang kelinci, disejajarkan dengan organ tubuh yang menyeramkan. Pertentangan-pertentangan semacam ini yang seringkali memberi efek kejut pada karya Roby, menyimpan banyak teka-teki dan juga gambaran tentang dunia yang biner.
Beberapa pameran tunggal sudah dilakukan Roby, seperti “Imajinasi” di Tirana House & Space Yogyakarta dan “The Way of Grace” digelar bersama dengan Srisasanti Syndicate pada helatan Bazaar Art Jakarta 2012. Sedangkan keterlibatan Roby di bursa seni Bazaar Art Jakarta untuk kedua kalinya di tahun 2015, membawa tahapan baru dalam karir berkeseniannya. Pada kesempatan tersebut, Roby bertemu dengan pemilik dari Galerie Stephanie Filipina yang menunjukkan ketertarikan pada hasil kekaryaan Roby. Berada di naungan Srisasanti Syndicate, Roby akhirnya menjalin kerjasama dengan Galerie Stephanie yang menjadi tonggak berkesenian Roby di luar Indonesia.
Pada pertengahan Mei 2016, Roby digandeng oleh Galerie Stephanie untuk berpartisipasi dalam gelaran seni bergengsi di Jepang, Art Fair Tokyo 2016. Bersama dengan seniman Filipina, Iya Consorio-Barroquinto, keduanya memamerkan karya dalam tajuk pamer “We’re Expecting” di booth N54. Sebagai perupa pop surealis, keduanya memamerkan karya yang bercerita tentang jarak yang ada di antara ekspektasi dan juga kenyataan, yang seringkali ada di luar harapan.
Sedangkan pada bulan Juni 2016, Roby juga terlibat dalam pameran bersama “Fundamental 2.0” yang digelar di Galerie Stephanie. Bersama dengan 12 seniman lainnya, pameran ini memamerkan karya-karya yang ditorehkan di atas kertas. Ke depannya, perupa yang juga menjalani keseharian sebagai designer grafis dan juga ilustrator ini akan ikut menampilkan karyanya di Art Stage Jakarta, Agustus mendatang. Tak berhenti sampai di situ, saat ini Roby sedang mempersiapkan pameran tunggal di Galerie Stephanie, September 2016. Semoga langkah Roby di Filipina yang membanggakan ini akan disusul pameran tunggal selanjutnya di tanah air.