Untuk kali ke-5, Indonesia akan jadi tuan rumah Pacific Asia Travel Association (PATA) Mart, salah satu pameran dan bursa pariwisata internasional terbesar di Asia Pasifik. Sebelumnya, Indonesia pernah jadi tuan rumah PATA Mart pada 1985,1989, 1991, dan 2001.
Acara yang akan diadakan di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Banten, 7-9 September 2016 itu akan diikuti lebih dari 1000 delegasi dari 60 negara serta ratusan media dalam negeri dan internasional.
PTM 2016 akan mempertemukan pembeli dan penjual dari berbagai negara secara langsung (BtoB) dengan potensi transaksi perusahaan Indonesia minimal USD82,5 atau setara Rp1,1 triliun.
CEO PATA Chapter Indonesia Purnomo dalam jumpa pers persiapan penyelenggaraan PATA Mart 2016 di Kantor Kementerian Pariwisata, Kamis (11/8) menjelaskan, hingga 1 Agustus 2016, sudah terkonfirmasi akan datang 246 pembeli (buyer) dari 56 negara dan 209 penjual (seller) dari 35 negara. Pembeli dan penjual adalah pelaku industri pariwisata, seperti tour operator, MICE, destination management company, jurnalis (37 media dari 15 negara), travel writer, dan travel blogger.
Tak kurang 40 perusahaan Indonesia akan terlibat, termasuk dinas-dinas pariwisata daerah yang menjual berbagai destinasi di Indonesia. Kemenpar RI di anjungan Indonesia akan mempromosikan potensi pariwisata 10 Bali Baru sebagai destinasi andalan.
Menjadi tuan rumah PTM 2016 berarti meningkatnya citra dan kepercayaan dunia terhadap Indonesia. Selain itu, ada tantangan yang musti ditindaklanjuti mengingat pelaku industri pariwisata selama ini kurang agresif berjualan.
Seperti diungkapkan Chairman PATA S.D. Darmono, “Hotel di Indonesia banyak, destinasi juga banyak, tapi agresivitasnya kurang. Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk berjualan. Diharapkan bupati-bupati Indonesia hadir. Adakan juga sejenis PATA untuk lingkup Indonesia.”