Syahrizal Pahlevi, How to throw how to print (Dojo), lithography, edition 2, 2015.
Syahrizal Pahlevi, How to throw how to print (Dojo), lithography, edition 2, 2015.
Syahrizal Pahlevi, How to throw how to print (Dojo), lithography, edition 2, 2015.

Empat pegrafis dari dua generasi yang berbeda baru saja membuka pameran mereka, “Pleasure-Passion”, di Taman Budaya Yogyakarta pada hari Minggu, 22 November 2015 yang lalu. Keempat pegrafis tersebut adalah Ariswan Adhitama a.k.a Nyameng, M. Muhlis Lugis, Reno Megy Setiawan,Syahrizal Pahlevi. Walaupun sama-sama berpameran di TBY, mereka memakai konsep pameran tunggal secara bersamaan dan bukan pameran kelompok. Menurut para seniman, hal ini karena mereka berpameran bersama tanpa ada kesamaan gagasan karya, namun berdasarkan kesamaan kesukaan terhadap teknik woodcut atau cukil kayu  dan semangat berkarya.

Dengan tetap mengusung kemerdekaan dalam berkarya dan mengutamakan tampilnya kekuatan dan kekhasan setiap individu, keempat pegrafis ini memilih “Pleasure-Passion” sebagai judul dari pameran yang berlangsung hingga 30 November 2015 ini. Uniknya, tema yang diangkat masing-masing seniman bisa jadi akan saling bersinggungan namun bukan tidak mungkin bertolak satu sama lain – karena keempat seniman sepakat tidak keluar dari tema pribadi yang sudah digeluti dan dikembangkan selama ini.

Pada pameran ini, setiap seniman mempersembahkan karya yang beragam satu sama lain. Ariswan Adhitama contohnya, menampilkan serangkaian cukilan kayu dan hand coloring penuh warna yang dicetak di kanvas-kanvas besar karya bertahun 2015. Beberapa karya lamanya dengan teknik serupa juga akan ikut dipajang sebagai referensi penonton. Selanjutnya, M. Muhlis Lugis, sebagai pegrafis yang baru saja menjadi pemenang ke-3 Trienal Seni Grafis Indonesia V 2015, menampilkan cukilan hitam putih dan cukilan monochrome dengan hand coloring dalam bidang kertas dan kanvas. Selain itu, Reno Megy Setiawan “RMS”  mempersembahkan paling sedikit 10 cukilan hitam putih satu plat di atas kertas dalam ukuran besar. Ia juga akan menambahkan instalasi mesin etching press buatannya sendiri sebagai pendamping karya-karyanya. Yang terakhir, Syahrizal Pahlevi  menampilkan karya cetak grafis di atas kertas berupa arsip serangkaian cukilan reduksi yang dibuat tahun 2004, serangkaian karya terbaru cukilan multi plat serta karya reduksi serta lithography . Ia juga akan menampilkan dua performance art dan satu persembahan seni interaktif yang menggabungkan kegiatan olah raga dengan seni cetak grafis.

M. Muhlis Lugis, Penoda Keadilan, woodcut, 2013.
M. Muhlis Lugis, Penoda Keadilan, woodcut, 2013.

Digagas dan diselenggarakan oleh TERAS Management dan TERAS design Studio, pameran ini menggambarkan “kegembiraan dan semangat”, dalam rangkaian mencetak  dari empat pegrafis yang tengah memamerkan karya-karya mereka saat ini. Rangkaian itu bukan hanya sebatas proses penciptaan karya, namun termasuk melakukan hal-hal di luar berkarya yang berkaitan dan memiliki andil dalam  menjaga dan menumbuhkan “api mencetak” mereka agar tidak  pernah padam.

Selain pameran,  selama  masa pameran berlangsung pameran ini juga dimeriahkan oleh beberapa kegiatan dengan seniman maupun pembicara seni. Setiap hari selama pameran berlangsung contohnya, para pegrafis akan mengadakan demo, seni interaktif, dan performance mengenai woodcut dan seni cetak dari jam 16.00 hingga jam 17.30. Selain itu, juga akan diadakan diskusi seputar seni cetak pada tanggal 25 November 2015 di Taman Budaya Yogyakarta ; dengan Aan Andonowati dan Kuss Indarto sebagai pembicara.