Serial Sie Jin Kwie oleh Teater Koma berlanjut lagi dengan tajuk Sie Jin Kwie Melawan Siluman Barat, dipentaskan di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 10 – 19 November 2017.
Sie Jin Kwie Melawan Siluman Barat mengisahkan menantu Sie Jin Kwie, perempuan Jenderal Hwan Lie Hoa. Lie Hoa diangkat Raja Li Ti menjadi Panglima Besar Pasukan Tang setelah Sie Jin Kwie gugur di medan perang.
Tugasnya mengalahkan Jenderal Souw Po Tong dan menaklukkan Tartar Barat. Karena pasukan musuh dibantu siluman dan Dewa Jahat, para Dewa Baik pun turun mendukung Pasukan Tang. Dapatkah Hwan Lie Hoa mengalahkan pasukan siluman?
Baca juga Meraba Nasib Baik di Opera Kecoa
Pementasan ini merupakan lanjutan dari lakon-lakon Sie Jin Kwie sebelumnya, berawal dari Sie Jin Kwie (2010), Sie Jin Kwie Kena Fitnah (2011), dan Sie Jin Kwie di Negri Sihir (2012).
Lakon keempat ini menutup kisah Sie Jin Kwie Ceng See (Sie Jin Kwie Menyerbu ke Barat), yang diadaptasi Nano Riantiarno dari novel karya Lo Koan Chung dan Tio Keng Jian, sastrawan Tiongkok abad ke-14.
Baca juga Ikan Asin untuk Ulang Tahun ke-40
Jika dibanding tiga seri sebelumnya yang berdurasi 4 – 5 jam, sutradara Nano Riantiarno menyebut, durasi seri kali ini adalah yang tersingkat, yakni 3,5 jam.
“Maunya sih dua jam. Tapi sudah dipadat-padatkan tetap tidak mungkin. Kalau mengikuti naskah asli, bisa 7 – 8 jam,” ujar Nano saat jumpa wartawan di Universitas Tarumanagara Kampus III, Jakarta Selatan, Kamis, 26 Oktober 2017.
Ruang serbaguna kampus ini jadi tempat berlatih Teater Koma sejak sebulan terakhir dari tiga bulan masa latihan mereka.
Serial Sie Jin Kwie sedianya diadaptasi Nano sebagai trilogi, namun akhirnya jadi tetralogi dengan alasan musuh Sie Jin Kwie, yakni Souw Po Tong, masih hidup di seri ke-3. “Kalau ngga dilanjutkan ngga enak,” kata Nano.
Nano menjanjikan adegan-adegan menarik dalam pementasan ini, seperti 22 adegan tarung, adegan Hwan Lie Hoa melahirkan, serta “ajaib”-nya penampakan pasukan siluman.
Pasukan siluman ini ada yang dapat mengeluarkan naga, kura-kura, ada yang berkaki tiga dan bertangan enam, serta dapat beralih rupa tanpa diduga. Begitu nyaris terkena pedang, mereka berubah jadi pelangi.
Baca juga Teater KataK Akan Pentaskan Cleopatra
Pementasan ini, menurut Nano, adalah gabungan banyak wayang, antara lain wayang wong, wayang golek, wayang potehi, ketoprak, dan sedikit cerita Timur Tengah yang dipadu menjadi wayang masa kini. “Sedangkan opera Tiongkok hanya menerapkan polanya,” kata Nano.
Batik akan kembali mendapat porsi penting dalam kostum pementasan. Jika pada seri ke-3 mengedepankan batik Lasem, seri ke-4 ini menggabungkan batik Pekalongan, Lasem, dan Cirebon.
“Saya memilih warna tosca untuk Hwan Lie Hoa karena unsur warna ini manis, cocok untuk menggambarkan Lie Hoa yang feminin tapi jadi panglima perang,” tutur penanggung jawab tata busana Rima Ananda.
Baca juga Yang Tanggung dari Tragedi yang Tak Tertanggung
Sie Jin Kwie Melawan Siluman Barat didukung pemain, antara lain, Idris Pulungan, Tuti Hartati, Budi Ros, Rangga Riantiarno, Ade Firman Hakim, Joind Bayuwinanda, Subarkah Hadisarjana, Daisy Lantang, Dorias Pribadi, Alex Fatahillah, Supartono JW, Ratna Ully, dan Raheli Dharmawan.
Produksi ke-150 Teater Koma ini dan juga merupakan pentas besar ketiga dalam rangkaian perayaan hari jadi ke-40 Teater Koma setelah sebelumnya mementaskan Opera Ikan Asin dan Warisan di tahun 2017 ini.