Bagaimana seni tidak hanya mengendap dalam bilik-bilik galeri ber-AC tetapi juga bisa dinikmati oleh masyarakat umum tanpa harus memikirkan memakai sandal atau sepatu, berjas atau celana training, intinya seni bisa dinikmati dengan lebih membumi.
Demikianlah inti dari tema Street Stage yang diadakan 4-5 November 2017 di Roemah Seni Sarasvati Jalan Jend. Sudirman No 137 Bandung. “Bagaimana seni bisa juga menjadi dialog dari segala kalangan, sampai tukang becak juga bisa memberikan komentar mengenai seni,” kata Daniya Intan Media Relation & Partnership Manager dari Street Stage 2017.
Baca juga Perihal Bangunan Berjiwa
Menggunakan ruang publik yang tidak dimaknai sebagai “kamar” yang eksklusif memberi kesempatan kepada masyarakat luas untuk merespon tanpa sungkan kepada karya-karya yang dikerjakan oleh para seniman. Tidak ada yang lebih pintar atau kurang pintar, semua bisa memberikan respon dari apa yang dirasakannya saat melihat seni tersebut.
Sejak kemarin (4/11), beragam acara mengisi ruang bawah Roemah Seni Sarasvati mulai dari Cafe Sarasa sampai ke ruang belakang dimana sebelumnya diadakan IAWS2017 Traveling Exhibition – Bandung (14-27 Oktober 2017).
Mulai dari graffiti jamming, city fragments dimana ada artworks showcase dari 22 graffiti artist lokal, kemudia ada live mural dan art market yang membuat suasana semakin hidup saja. Seperti kemarin (4/11) ada artwork showcase dimana para seniman diberikan kanvas kemudian memberikan respon on the spot berupa gubahan karya yang di luar prediksi.
Baca juga Mau Datang ke Bincang Buku Sepoer Oeap di Roemah Seni Sarasvati?
Karya-karya yang sangat spontan, hidup dan penuh gairah ini benar-benar mencerminkan semangat street art yang tidak terbatas ruang dan kreativitas. Live mural yang dilakoni lebih kurang 30-an street artists di tembok di Jalan Jend. Sudirman di depan Roemah Seni Sarasvati adalah kolaborasi bebas tanpa harus tersekat-sekat pemaknaan apakah bagus, prestisius atau tidaknya. Namun yang pasti semangat mengusung seni untuk segala lapisan masyarakat adalah yang pokok.
Ini adalah kali kedua Street Stage diadakan, setelah sebelumnya dilangsungkan di Gudang Tekstil Cicaheum pada 2015. “Konsep di 2015 dan 2017 ini sama saja, kita hanya mau terus mengingatkan semangat yang sama dalam berkesenian,” tambah Daniya. Street Stage 2017 ini juga bagian dari Bandung Design Biennale yang akan diselenggarakan di Gudang Selatan 22, Bandung 23-30 November 2017 mendatang.