Pengunjung di depan karya a row of closely spaced dots will look like continous line (2016). (Foto: Renjana Widyakirana)

Untuk pameran tunggal keduanya di ROH Projects, Aditya Novali mempersembahkan karya-karya baru dalam pameran “A̶C̶R̶Y̶L̶I̶C” yang berlangsung pada tanggal 3-24 November 2016. Pameran ini adalah bagian pertama dari dua bagian. Bagian keduanya akan dipamerkan di bursa seni Art Basel Hong Kong 2017.

Sesuai dengan judulnya, Aditya mengeksplorasi medium akrilik atau plexiglas. Berbagai modifikasi dilakukan terhadap papan-papan akrilik tersebut, baik dari segi bentuk, tebal tipis, hingga material yang digunakan untuk menciptakan tekstur di permukaan akrilik. Skema warna monokromatik yang dihasilkan dengan cat berwarna hitam kebiruan menjadi kontras terhadap karya-karya yang tetap dalam rupa transparan akrilik, tetapi dengan tambahan tekstur, baik goresan vertikal dan horizontal maupun resin.

the erasure of prior history (2016). (Foto: Renjana Widyakirana)
the erasure of prior history (2016). (Foto: Renjana Widyakirana)

Kurator pameran “A̶C̶R̶Y̶L̶I̶C”, Grace Samboh, mengatakan bahwa Aditya menjelajahi berbagai kemungkinan saat bekerja dengan akrilik, baik dalam konteks pameran maupun material.

The focal point of this material that had drawn Aditya to it is its transparency – its existence is to let whatever is behind shown, appear, revealed, yet protected, distanced and secured,” tulis Grace dalam penjelasan kuratorialnya. “Transparansi itu hanya dapat dilihat dengan keberadaan dua factor lain: cahaya dan bahan apa pun di baliknya.”

Hal ini dapat kita lihat, selain detail goresan, cat, dan beberapa material lainnya yang terdapat pada permukaan, patut diperhatikan juga bayangan yang tercipta dengan pencahayaan yang ada. Selain menambah detail karya, terutama yang berbasis transparan, bayangan tersebut malah menjadi lebih menarik daripada permukaan yang menjadi sumber bayangan tersebut.

Detail of the day he made it to the bigs, he forgot every minor league ballpark he ever played in (2016). (Foto: Renjana Widyakirana)
Detail of the day he made it to the bigs, he forgot every minor league ballpark he ever played in (2016). (Foto: Renjana Widyakirana)

Salah satu yang menarik juga dari pameran ini adalah judul tiap karya yang berupa kalimat dalam bahasa Inggris. Contohnya salah satu karya Aditya yang dipamerkan yang berupa 8 panel akrilik yang disusun secara vertikal bertajuk her comments are worthy of vertical repetition. Ada pula karya serupa, disusun secara horizontal, bertajuk her comments are worthy of horizontal repetition. Sistem pemberian judul ini secara tidak langsung mengajak pengunjung untuk menerka-nerka imajinasi atau dialog apa yang terjadi di antara Aditya dan karyanya dalam proses pembuatannya.