chrilost-2
Kawanabe Kyosai (1831-89), Jigoku dayu [Hell Courtesan]. Estimate: £300,000-500,000. Photo: Christie’s Images Ltd 2013.

Balai lelang Christie’s mengumumkan penemuan sebuah lukisan gulung yang penting di sejarah seni rupa Jepang, berjudul Jigoku dayu (Pelacur Neraka), karya seniman eksentrik, Kawanabe Kyosai (1831-1989) dengan estimasi nilai £300,000-500,000.

Diyakini hilang selama lebih dari setengah abad dan dikenal hanya dari dua foto hitam dan putih yang diambil pada tahun 1911 dan 1942, lukisan tersebut ditemukan dalam kondisi luar biasa dalam sebuah laci dan tengah ditawarkan dalam penjualan Asobi: Ingenious Creativity & Ceramics dari Bernard Leach Collection di South Kensington pada 15 Oktober 2013 nanti.

Pelelangan ini secara keseluruhan berupa 250 lot yang terdiri dari karya-karya antic hingga kontemporer. Dengan estimasi antara £500 to £500,000, pelelangan ini diharapkan mencapai penjualan lebih dari £2 million.

art_112Tempat keberadaan Jigoku dayu karya Kawanabe Kyosai, selama ini menjadi misteri sejak lukisan ini dijual dalam sebuah pelelangan di Kopenhagen pada 1942. Lukisan ini sekarang diketahui telah berpindah tangan dari keturunan pelukisnya kepada seorang kolektor pribadi yang kemudian menyimpannya di sebuah laci, menjadikan kondisinya tetap terjaga. Lukisan ini adalah salah satu dari enam karya yang dijual dalam sebuah pelelangan tahun 1942 – termasuk lukisan dua gagak di sebuah dahan di atas Asakusa saat fajar yang diestimasi £ 50,000-70,000 – yang sebelumnya dimiliki oleh arsitek Inggris, Josiah Conder (1852-1920) yang pergi ke Jepang pada 1877 dalam rangka program modernisasi Meiji.

Ia mengajar arsitektur dan urbanisme di sekolah yang kemudian menjadi Universitas Tokyo dan bekerja untuk Kementerian Industri. Arsitek ini memiliki hubungan istimewa dengan Kyosai, dan memberikan sebuah buku anatomi Barat, tempat Kyosai meniru gambar-gambar rangka manusia dari buku itu. Tidak hanya bergaul dan belajar melukis dengan seniman itu, Conder juga menemani Kyosai di saat-saat terakhirnya.

Sebelum menjadi koleksi Conder, Jigoku dayu juga pernah dimiliki oleh dokter bedah Inggris, William Anderson yang pernah bekerja di Jepang dan merupakan kolektor besar ukiyo-e, yang koleksinya sebanyak lebih dari 3000 lukisan, kini masuk di British Museum. Lukisan ini kemudian dipublikasikan dalam buku tentang Kyosai oleh Conder pada 1911. Anak perempuan Conder, menikahi seorang lelaki Denmark, menjadi masuk akal ketika lukisan-lukisan Jepang ini bisa dilelang Kopenhagen pada 1942.

Kawanabe Kyosai (1831-1989), seniman berbakat dari Jepang ini, mendominasi sebagian lukisan-lukisan Jepang abad ke-19. Dikenal sebagai penggemar sake, Kyosai merupakan seniman produktif yang menggambar Jigoku dayu dalam sejumlah versi. Untuk karya yang baru saja ditemukan ini, pernah disebut dalam pameran tentang Kyosai di British Museum pada 1993 sebagai karya Kyosai yang paling tinggi tekniknya. Asal usul lukisan ini dijelaskan dalam sebuah surat yang ditulis putri Kyosai, yang menyertai lukisan ini, sebagai pengesahan atas lukisan tersebut untuk merespon kekhawatiran Conder atas sejumlah karya palsu Kyosai yang telah beredar.

Surat itu bertahun 1890, menyebutkan bahwa lukisan tersebut dipesan oleh “seorang lelaki di Yoshiwara”. Kyosai melukisnya berdasarkan sebuah cerita kabuki berjudul Jigoku Ikkyu banashi (Kisah Ikkyu dan Jigoku), yang diadaptasi dari potongan literatur komik dan ditampilkan sebagai drama kabuki pada 1865.

Ikkyu Sojun (1394-1481), putra seorang kaisar dan pendeta ke-47 dari kuil Zen Daitokusi, adalah salah satu pendeta eksentrik dan paling mulia dalam sejarah Budhisme abad pertengahan. Menurut plot cerita itu, Ikkyu memasuki sebuah tempat pelacuran dan bertemu seorang pelacur yang secara ironis bernama Jigoku (yang artinya Neraka). Dalam lukisan tersebut, tampak Ikkyu menari di atas tengkorak-tengkorak yang memainkan shamisen bersama Jigoku.