Private Riots, karya Tromarama di sektor Encounters Art Basel Hong Kong 2016 (Sumber: AFP / Anthony Wallace)

Pagelaran seni merupakan sebuah wadah interaksi antara seniman, galeri, dan penikmatnya untuk menjalin simbiosis demi keberlangsungan dunia seni. Begitupun dengan Art Basel, salah satu bursa seni modern dan kontemporer dunia yang diselenggarakan di tiga tempat berbeda yaitu Basel, Miami Beach, dan Hong Kong setiap tahunnya. Di setiap pagelarannya, Art Basel selalu menampilkan hal-hal unik yang ditampilkan lewat partisipan galeri, karya yang ditampilkan, dan juga program paralel yang berkolaborasi dengan institusi lokal.

Pada kesempatannya di 24-26 Maret 2016, Art Basel kembali digelar di Hong Kong untuk kali keempat. Terdapat enam sektor yang ditampilkan dalam Art Basel Hong Kong yaitu Galleries, Insights, Discoveries, Encounters, Film, Conversation and Salon. Majemuknya sektor yang ditampilkan dan partisipan seniman internasional menggugah minat pengunjung Art Basel hingga menyentuh angka 70,000 orang. Dengan banyaknya pengunjung yang meliputi kolektor seni, tak heran apabila tahun ini menjadi suatu pencapaian bagi Art Basel Hong Kong sebagai salah satu bursa seni yang sukses menjual banyak karya dari berbagai galeri.

Five Tonnes of Homes and Other Understories, karya Tintin Wulia di Art Basel Hong Kong 2016
Five Tonnes of Homes and Other Understories, karya Tintin Wulia
(Sumber: Coconuts Hongkong)

Sektor utama dari Art Basel adalah Galleries, yang diisi oleh 187 galeri seni modern dan kontemporer. Pada sektor ini ditampilkan karya-karya terbaik berupa lukisan, patung, gambar, instalasi, fotografi, video, maupun karya edisional. Beberapa galeri yang hiatus sementara kembali berpartisipasi dalam sektor ini seperti Marianne Boesky Gallery  (New York) dan Applicat-Prazan (Paris). Sedangkan sekitar 12 galeri dari Asia Barat dan Timur sudah mulai mengembangkan sayapnya dari sektor lain dan bergabung dalam sektor Galleries. Selain itu juga ada beberapa peserta yang baru kali pertama berpartisipasi dalam sektor ini yaitu Francesca Minini (Milan) dan Galeria Plan B (Cluj, Berlin).

Dalam pagelaran ini, projek kuratorial oleh galeri-galeri yang berlokasi di Asia tergabung dalam sektor Insights. Semua yang berpartisipasi dalam sektor Insights ditempatkan dalam lokasi yang sama, baik galeri besar maupun kecil guna menyeimbangkan porsi keduanya dan memudahkan pergerakan pengunjung dalam pameran. Pada tahun ini, karya seni yang tampil dalam sektor Insights cenderung menampilkan karya seni Modern dengan seniman-seniman yang berasal dari Australia, Bang ladesh, India, Iran, Jepang, Cina, Korea Selatan, Filipina, Singapura, Taiwan dan Turki.

Sedangkan sektor selanjutnya adalah Discoveries, yaitu sektor yang menampilkan karya dari seniman emerging dari 24 galeri. Lalu, ada sektor Encounters yang menampilkan karya-karya seni instalasi berukuran besar dan dikuratori oleh Direktur Utama dari Artspace Sydney, Alexie Glass-Kantor. Karya-karya yang ditampilkan empat diantaranya merupakan karya site-specific dan juga ditampilkan enam karya instalasi baru. Dua di antara seniman yang ikut dalam sektor Encounters merupakan seniman dari Indonesia yaitu Tintin Wulia dan Tromarama.  Tintin Wulia menampilkan karya instalasi berjudul Five Tonnes of Homes and Other Understories yang terbuat dari bahan kardus bekas. Sedangkan Tromarama memamerkan karya yang berjudul Private Riots berupa ratusan papan demo bergambar yang membentuk gambar bergerak.

Kemudian ada sektor Film, yang menampilkan lebih dari 70 film dan memilih produser Li Zhenhua sebagai kurator dalam sektor ini. Sektor film menyuguhkan beberapa film panjang, pemutaran film asia, dan juga animasi yang telah dilihat oleh lebih dari 1500 pengunjung. Adapun sektor terakhir di bursa seni Art Basel adalah Conversation and Salon, yang merupakan program diskusi yang dimoderatori oleh Alan Lau.

Selama Art Basel Hong Kong berlangsung, diluncurkan sebuah inisiatif baru bernama Art Basel Cities yang akan mengembangkan hubungan antara dunia seni dengan perkembangan kota, dengan cara berinteraksi dan merespons budaya lintas dunia.

Menyatakan dirinya sebagai salah satu pagelaran seni internasional yang terdepan di Asia, Art Basel menutup gelarannya dengan hasil penjualan yang memuaskan dari galeri-galeri yang baru pertama kali ikut tampil dalam bursa ini. Hal ini dikarenakan oleh banyaknya kolektor baru dari Asia maupun Eropa yang datang untuk melihat bagaimana bursa seni modern dan kontemporer di Hong Kong tersebut berlangsung.