Cleopatra akan dipentaskan Teater KataK pada 12-14 Mei 2017 di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Ini merupakan produksi ke-49 teater yang jadi unit kegiatan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara, Gading Serpong, Tangerang.
Berbeda dengan naskah-naskah sebelumnya yang kerap berlatar Eropa Tengah, kali ini Teater KataK mencoba berpindah haluan ke Mesir dan Roma. “Sewaktu pemilihan naskah, langsung pilih Cleopatra, supaya ada warna baru,” ujar Rosalina Soesanto, pimpinan produksi Teater KataK.
Pementasan ini mengangkat perjalanan hidup Cleopatra, ratu Mesir yang terkenal akan kecerdikan serta kecantikannya. Bermodalkan kedua hal itu, dia dapat menguasai Mesir, bahkan membuat Julius Caesar, penguasa Roma, bertekuk lutut padanya. Meski begitu hatinya tetap milik Mark Anthony, jenderal kepercayaan Roma.
Ada kesulitan tersendiri dengan mengangkat kisah yang terjadi pada zaman Mesir Kuno (50 SM), salah satunya ketidaklengkapan data mengenai perjalanan hidup Cleopatra. Oleh karena itu, riset mendalam dilakukan agar dapat menghidupkan karakter-karakter yang ada.
Persiapan pementasan telah dilakukan sejak Desember 2016 dengan pemain, antara lain, Chinthya Putri (Cleopatra) dan Fernandes Handika (Julius Caesar).
Venantius Vladimir Ivan Pratama bertindak sebagai pelatih, sutradara, sekaligus penulis naskah Cleopatra. Dia mengklaim naskah ini adalah naskah asli, didasarkan dari berbagai sumber sejarah tentang Cleopatra dan masa-masa ketika dia hidup.
“Kami menekankan pembawaan entertainment dan banyak musik, dibalut dengan nuansa ringan, namun tidak menghilangkan inti cerita. Tantangannya adalah menceritakan kehidupan Cleopatra sejak ia dinikahkan, hingga wafat hanya dalam beberapa jam. Karena itu banyak aspek dari kehidupannya terpaksa kami potong,” tambah Ivan.
Referensi musik pun dicari, yakni yang bernuansa Mesir dan Roma. Koordinator musik Margaretha Aprilia melakukan riset terkait musik-musik yang akan dipakai. Tak kurang lima bulan dia membiasakan diri dengan nada-nada bernuansa Mesir.