Roemah Seni Sarasvati A Cultural Heritage
Roemah Seni Sarasvati merupakan sebuah bangunan yang berada di Jalan Jendral Sudirman 137, Bandung. Secara resmi, Roemah Seni Sarasvati terbuka untuk umum sejak tanggal 21 Februari 2013. Sebelum diresmikan menjadi Roemah Seni Sarasvati, bangunan ini sesungguhnya sudah ada sejak tahun 1920-an dan memiliki perjalanan yang menarik sebagai salah satu warisan sejarah.
Sekitar tahun 1920-an, tanah dan bangunan yang kini menjadi Roemah Seni Sarasvati, merupakan toko ranjang dan mebel yang terdaftar dengan nama ‘Moelia & Co’ dan merek dagang perusahaan bernama ‘Weston’. Toko Weston dulunya tercatat di alamat Groote Postweg 91.
Pemilik pertama rumah ini adalah seorang peranakan Belanda asal dari Sukabumi. Rumah ini kemudian dibeli oleh Tuan The Tja Tjay untuk melakukan kegiatan produksi pabrik tekstil. Dan nama dagang ‘Weston’ tetap digunakan oleh Tuan The Tja Tjay sebagai nama pabrik tekstil yang dijalankan oleh keluarga besarnya.
Tuan The Tjay Tjay adalah kakek dari Lin Che Wei, pemilik Roemah Seni Sarasvati. Ia membeli rumah ini pada tahun 2010 dari dua orang pamannya. Lin Che Wei memiliki idealisme untuk melestarikan warisan sejarah ini dengan nama Roemah Seni Sarasvati sekaligus berkeinginan menjadikan Jalan Jendral Sudirman sebagai salah satu identitas unik yang dimiliki Kota Bandung.
Di era Belanda, kawasan Roemah Seni Sarasvati dikenal dengan nama Groote Postweg West atau Jalan Raya Barat. Kemudian beberapa tahun selanjutnya berubah nama menjadi Tjikakak dan akhirnya kini bernama Jalan Jendral Sudirman. Tjikakak cukup terkenal, bahkan sampai sekarang masih banyak orang mengenal kawasan ini dengan nama Tjikakak. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis pada era Belanda, dimana Kota Bandung didirikan di atas tiga sungai kecil, yaitu Sungai Tjikakak dan Sungai Tjitepus yang melintas dan bermuara di Sungai Tjikapundung.
Ketika dibangun, Roemah Seni Sarasvati sebenarnya merupakan satu dari tujuh rumah yang mempunyai karakterisik bangunan yang sama dari segi Arsitektur China-Belanda. Roemah Seni Sarasvati memiliki lebar 6,5 meter sementara keenam rumah lain mempunyai lebar 6 meter. Ciri khas dari rumah ini bisa terlihat dari lubang angin yang sama dan di ujung rumah pertama dan rumah ketiga mempunyai ujung atap yang sama. Namun di dalam perjalanannya, rumah yang terletak di nomor 2 dan nomor 3 mengalami perubahan yang sangat drastis karena akhirnya dibangun menjadi rumah dua lantai.
“A people’s relationship to their heritage is the same as the relationship of a child to its mother”. John Hendrik Clarke
Kota Bandung & Jalan Jendral Sudirman
Bandung terletak pada koordinat 107° BT and 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektare. Kota ini secara geografis terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, dengan demikian, sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya.
Kota Bandung terletak pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level), dengan di daerah utara pada umumnya lebih tinggi daripada di bagian selatan. Ketinggian di sebelah utara adalah ±1050 msl, sedangkan di bagian selatan adalah ±675 msl. Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan (Bandung Basin).
Pada tahun 1488, daerah yang sekarang dikenal dengan nama Bandung tadinya adalah ibukota Kerajaan Padjajaran. Tetapi dari penemuan arkeologi kuno, kita mengetahui bahwa kota tersebut adalah rumah bagi Australopithecus, Manusia Jawa. Orang-orang ini tinggal di pinggiran sungai Cikapundung sebelah Utara Bandung, dan di pesisir Danau Bandung yang terkenal. Artifak Batu Api masih dapat ditemukan di daerah Dago atas dan di Museum Geologi terdapat gambar dan fragmen dari sisa tengkorak dan artifak.